Kediri (ANTARA News) - Dua warga Kelurahan Kaliombo, Kecamatan Kota Kediri, Jawa Timur, terluka terkena batu yang dileparkan oleh sejumlah penumpang kereta api yang diduga adalah para suporter tim sepakbola Arema Malang yang berjuluk Aremania, Senin.

Tri Mariyono (38) terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena terluka di pelipisnya, sedangan penjaga palang pintu kereta, Samijan, sudah diperolehkan pulang dan hanya menjalani rawat jalan.

Tri yang ditemui di rumah sakit mengaku tidak menyangka ketika tiba-tiba pelipisnya terkena batu yang dileparkan dari kereta api yang ditumpangi banyak superter Arema itu.

"Saat itu saya hendak menyeberang lewat rel kereta api. Ketika saya dekat rel, ternyata ada batu yang langsung datang ke saya dan mengenai pelipis," katanya ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gambiran, Kota Kediri.

Ia tidak mengetahui persis sosok sang pelempar batu karena pandangan matanya sudah kabur setelah terkena lemparan.

"Saya tidak mengetahui dengan jelas orang yang telah melemparkan batu itu. Saat itu, banyak sekali penumpang di atas kereta, sehingga tidak jelas," kata Tri mengungkapkan.

Pelipis sebelah kirinya sobek hingga 2 sentimeter dan harus dijahit. Hingga kini, ia masih mendapatkan perawatan di ruang Unit Gawat Darurat RSUD Gambiran Kota Kediri.

Sementara Samijan, penjaga palang pintu kereta di Kelurahan Kaliombo terluka di beberapa anggota tubuhnya, namun hanya menjalani rawat jalan, setelah sebelumnya juga sempat dirawat di Puskesmas.

Selain melukai kedua warga tersebut, para penumpang yang naik kereta api Mataramaja jurusan Jakarta - Kediri tersebut juga merusak rumah warga yang berada di tepi rel kereta api.

Para pelempar diduga telah mengumpulkan batu-batu ketika kereta api berhenti di sebuah stasiun tertentu dan di sepanjang jalan melempari rumah warga.

Kondisi mencekam terjadi di Stasiun Kereta Api Kediri ketika ratusan aremania turun dari kereta api Mataramaja dan hendak berganti kereta tujuan Malang.

Bahkan, sekitar 200 penumpang kereta api yang menunggu di Stasiun Kediri sempat dievakuasi.

Kepala Stasiun Kereta Api Kediri Bayu Gunawan mengaku sudah mengantisipasi kedatangan para Aremania ini. Pihaknya juga sudah mengantisipasi segera mengangkut para Aremania yang kemungkinan masih tertinggal.

"Mereka akan langsung diangkut kereta menuju ke Malang. Kami juga meminta agar mereka berganti pakaian, mencegah hal - hal yang tidak diinginkan," kata Bayu.

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Kota Kediri AKP Didit Prihantoro mengaku masih menyelidiki kasus pelemparan tersebut.

Pihaknya belum bisa memastikan pelakunya adalah Aremania karena dari pengakuan korban sendiri tidak begitu jelas.

"Kami belum bisa memastikan yang melakukan pelemparan adalah aremania. Korban sendiri tidak jelas melihatnya, terlebih yang naik kereta juga banyak," kata Didit.

Pihaknya juga belum berencana untuk memanggil pengurus Aremania untuk meminta keterangan. Polisi sudah menyiagakan personelnya di tempat-tempat sepanjang jalur kereta api, yaitu mulai dari Kelurahan Balowerti hingga Jalan Brigjen Katamso Kediri.

Sekiitar 9000 anggota Aremania pulang menuju Malang setelah mendukung timnya melawan Sriwijaya FC dalam final Piala Indonesia. Dalam pertandingan tersebut, tim asuhan Rene Albert  itu dikalahkan Sriwijaya FC dengan skor 2-1.

"Kami menempatkan para petugas untuk berjaga di sepanjang rel kereta api wilayah Kota Kediri. Kami mengantisipasi hal - hal yang tidak diinginkan, seperti aksi pelemparan batu," kata Didit menegaskan.

(ANT-073/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010