Laporan ini setidaknya untuk sementara memberikan sedikit air dingin pada gagasan Federal Reserve (Fed) mungkin dipaksa untuk menaikkan suku bunga lebih cepat...
Chicago (ANTARA) - Harga emas menguat lagi pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), memperpanjang kenaikan untuk hari ketiga berturut-turut dan mencatat minggu terbaiknya sejak November lalu, setelah penurunan tak terduga dalam pertumbuhan lapangan pekerjaan AS pada April mempercepat penurunan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terangkat 15,6 dolar AS atau 0,86 persen menjadi ditutup pada 1.831,30 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Kamis (6/5/2021), harga emas berjangka melambung 31,4 dolar AS atau 1,76 persen menjadi 1.815,70 dolar AS per ounce.

Harga emas berjangka juga terkerek 8,3 dolar AS atau 0,47 persen menjadi 1.784,30 dolar AS pada Rabu (5/5/2021), setelah anjlok 15,8 dolar AS atau 0,88 persen menjadi 1.776 dolar AS pada Selasa (4/5/2021), dan melonjak 24,1 dolar AS atau 1,36 persen menjadi 1.791,80 dolar AS pada Senin (3/5/2021).

Dengan "kehilangan penuh pada angka (pekerjaan)," imbal hasil akan tertekan dan dolar juga turun, memungkinkan emas untuk melonjak, kata Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures di Chicago.

Baca juga: "Greenback" dan imbal hasil obligasi turun, emas melonjak 31,4 dolar

Tetapi reli emas mungkin berumur pendek karena data pekerjaan bulan depan bisa menunjukkan angka "meledak", tambah Streible.

Departemen Tenaga Kerja AS merilis laporan pekerjaan besar bulanannya, yang menunjukkan hanya 266.000 pekerjaan baru yang dibuat pada April, jauh lebih buruk dari yang diharapkan, dengan pemberi kerja kemungkinan besar frustrasi oleh kekurangan tenaga kerja saat ekonomi dibuka kembali.

Sedangkan tingkat pengangguran naik menjadi 6,1 persen dari 6,0 persen.

Para ekonom telah memperkirakan sebanyak satu juta pekerjaan baru AS untuk April, menambah kenaikan pada Maret sebesar 916.000. Itu membuat apa yang dilaporkan Departemen Tenaga Kerja mengecewakan banyak orang.

"Laporan ini setidaknya untuk sementara memberikan sedikit air dingin pada gagasan Federal Reserve (Fed) mungkin dipaksa untuk menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diharapkan banyak orang," kata Analis Senior Kitco Metals Jim Wyckoff dalam sebuah catatan.

Baca juga: Rupiah akhir pekan menguat, ditopang pemulihan ekonomi AS

Dolar memperpanjang penurunan, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS juga turun, menurunkan peluang kerugian memegang emas yang tanpa suku bunga.

Harga emas bisa didorong menuju 1.857 dolar AS, diikuti oleh level resistensi 1.925 dolar AS, Edward Moya, Analis Pasar Senior di OANDA, mengatakan dalam sebuah catatan.

Di sisi fisik, permintaan turun di konsumen terbesar kedua India, di tengah pandemi yang memburuk. "Penguncian di India tidak membantu permintaan fisik," kata Analis StoneX, Rhona O'Connell.

Harga emas naik sekitar 3,6 persen untuk minggu ini.

Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli tidak berubah. Platinum untuk pengiriman Juli turun 3,1 dolar AS atau 0,25 persen menjadi ditutup pada 1.254,5 dolar AS per ounce.

Baca juga: IHSG akhir pekan merosot, tertekan kekhawatiran naiknya COVID global

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021