Bandung (ANTARA News) - Mantan deputi senior gubernur Bank Indonesia Miranda S Goeltom mengharapkan dibentuknya G-20 Center untuk Indonesia sebagaimana dimiliki oleh sejumlah negara anggota G-20 seperti Brazil dan China.

Keterwakilan Indonesia dalam G-20, menurut Guru Besar FE Universitas Indonesia itu di Jakarta Selasa, mestinya tidak hanya dipercayakan kepada BI dan Kemenkeu saja karena organisasi itu sekarang juga menyoroti masalah perubahan iklim dan lain-lain.

"Semenjak saya mengikuti pertemuan KTT G-20 pertama sampai yang terakhir, itu yang mewakili hanya saya dan orang Depkeu. Padahal sejak 2008, masalah yang dibahas di G-20 bukan hanya masalah ekonomi. Tapi masalah perubahan iklim juga dibahas," ujar Miranda.

Miranda mengingatkan bahwa keberadaan Indonesia dalam G-20 tidak hanya sebagai follower (pengekor) saja.

"Saya takut Indonesia hanya akan jadi follower saja dalam G-20 kalau Indonesia tidak mempersiapkan diri dalam forum G-20 ini," katanya.

Masuknya Indonesia ke dalam G-20 merupakan pengakuan atas meningkatnya peran Indonesia di perekonomian global yang menempatkan Indonesia pada posisi strategis dalam menentukan arah dan kebijakan perekonomian global.

Posisi Indonesia tersebut cukup signifikan karena dianggap merupakan mitra yang dapat diandalkan oleh hampir semua negara anggota G-20 lainnya.

(ANT/S026)


Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010