Bogor (ANTARA News) - Pemerintah akan segera menghilangkan disparitas (perbedaan) harga antara gas elpiji bersubsidi kemasan tiga kilogram dan elpiji nonsubsidi kemasan 12 kilogram untuk mengurangi pengoplosan gas yang mengakibatkan tabung melesak.

"Kami pada umumnya sepakat untuk mencoba menghilangkan disparitas," kata Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, di Istana Bogor, Kamis.

Agung menjelaskan, wacana itu akan dibahas pekan depan dalam rapat koordinasi tingkat menter dan setelah itu dilaporkan kepada Wakil Presiden Boediono.

Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan instansi terkait sedang mendalami mekanisme penghilangan disparitas harga itu.

Mekanisme yang bisa ditempuh antara lain menaikkan harga elpiji kemasan tiga kilogram menjadi sama dengan kemasan 12 kilogram. Mekanisme ini disertai dengan pembagian kupon kepada masyarakat yang masuk kualifikasi pengguna elpiji kemasan tiga kilogram.

Mekanisme lainnya adalah menurunkan harga elpiji kemasan 12 kilogram menjadi sama dengan harga elpiji kemasan tiga kilogram.

Selain itu juga ada opsi menurunkan harga elpiji kemasan 12 kilogram pada angka tertentu, dan pada saat yang sama menaikkan harga elpiji kemasan tiga kilogram pada angka tertentu pula.

"Yang jelas, pemerintah cenderung menghilangkan disparitas supaya tidak ada spekulan yang kurang ajar dan tidak bertanggung jawab itu," tegas Agung.

Disparitas harga antara elpiji bersubsidi kemasan tiga kilogram dan elpiji nonsubsidi kemasan 12 kilogram cukup signifikan.

Di Jakarta, elpiji bersubsidi kemasan tiga kilogram rata-rata dijual dengan harga Rp15 ribu per kemasan, dan elpiji nonsubsidi kemasan 12 kilogram rata-rata dijual Rp75 ribu per kemasan.(*)

F008/Z002/AR09

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010