Yogyakarta (ANTARA News) - Pagelaran Jogja Fashion Week 2010 akan mempresentasikan tren busana sebagai ikon budaya nasional, kata ketua panitia pelaksana pagelaran Afif Syakur.

"Jogja Fashion Week (JFW) adalah ajang perkembangan dari keanekaragaman seni budaya Indonesia dengan potensi yang patut diperhitungkan di dunia internasional melalui peran perancang busana dan produsen fashion di Indonesia," katanya di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, pagelaran busana yang digelar di Jogja Expo Centre (JEC) Yogyakarta pada 27-31 Oktober 2010 ingin memperkenalkan dan memperluas jaringan pasar industri tekstil, garmen, dan fashion kepada pelaku bisnis nasional dan internasional.

Selain itu, juga untuk memotivasi dan mengkatalisator insan mode untuk berkreasi lebih intensif dengan acuan budaya Yogyakarta dan mensosialisasikan pada masyarakat untuk lebih cinta dan bangga menggunakan produksi dalam negeri.

Ia mengatakan, pagelaran busana yang digelar untuk kelima kali itu tidak melepaskan sentuhan lurik, tenun, songket, dan batik sebagai ikon kebudayaan Indonesia dan merupakan langkah ke depan untuk terus mengangkat dan memberikan kekuatan posisi Indonesia di perdagangan internasional.

"Kegiatan itu akan diikuti para perancang dari DIY dan kota lain di Indonesia yang menampilkan kreasinya yang mengacu pada rancangan yang sesuai dengan kehidupan masyarakat Yogyakarta yang sederhana tetapi anggun," katanya.

Rancangan itu, menurut dia, diharapkan dapat menjembatani tren busana Yogyakarta di kancah nasional maupun internasional dan terus berkembang di masa mendatang.

"Dalam JFW 2010 juga akan diselenggarakan lomba cipta busana dengan tema busana siap pakai untuk kantor yang bernuansa Yogyakarta, pameran dagang untuk memberi kesempatan kepada produsen busana dan kelengkapannya di skala industri maupun UMKM, dan karnaval fashion di sepanjang jalan utama Yogyakarta," katanya.
(B015/Z002)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010