Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan bahwa ada keselarasan antara kepentingan nasional dan kawasan. "Kepentingan nasional dan kepentingan kawasan adalah satu dan sama," kata Menlu dalam pidatonya di Sekretariat ASEAN Jakarta, Senin, dalam rangka ulang tahun ke-43 ASEAN.

Oleh karena itu, kata dia, ASEAN masih merupakan prioritas utama bagi Indonesia.

Sementara itu mengenai arsitektur kawasan saat ini, menurut keterangan dari Sekretariat ASEAN, Marty tidak menutup mata jika boleh jadi ada keraguan dalam hal kapasitas ASEAN untuk melanjutkan kepemimpinan, apalagi apabila berkaitan dengan arsitektur kawasan.

Namun, tegasnya, Indonesia percaya sepenuhnya jika ASEAN mampu memimpin.

Menurut dia, ASEAN telah menyatakan keterlibatannya dalam arsitektur kawasan.

Dalam pertemuan ke-43 tingkat menlu ASEAN di Hanoi, Juli lalu, pembahasan mengenai arsitektur kawasan tersebut menjadi topik utama.

Mitra dialog ASEAN telah menegaskan dukungannya bagi sentralitas ASEAN.

Mereka juga mengemukakan harapan bahwa ASEAN akan melanjutkan perannya sebagai tokoh utama di arsitektur kawasan yang baru tumbuh.

Menurut Marty, dalam 43 tahun terakhir ASEAN telah membuat kontribusi luar biasa bagi perdamaian dan keamanan kawasan.

Tapi masih ada banyak hal yang harus dilakukan untuk mwngubah rencana aksi menuju aksi nyata.

Pada kesempatan itu Menlu juga mengatakan bahwa ASEAN harus melakukan yang terbaik untuk meningkatkan taraf hidup rakyat ASEAN.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan mengatakan bahwa kehadiran Menlu Marty menegaskan dukungan Indonesia serta tempat ASEAN dalam kebijakan luar negeri Indonesia.

Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau lebih populer dengan sebutan "Association of Southeast Asian Nations" (ASEAN) merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 melalui Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.

Setelah itu, lima negara lainnya bergabung yakni Brunei Darussalam (7 Januari 1984), Vietnam (28 Juli 1995), Laos (23 Juli 1997), Myanmar (23 Juli 1997), dan Kamboja (16 Desember 1998).

Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, serta memajukan perdamaian di tingkat regionalnya.(*)

(Tz.G003/A041/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010