Jakarta (ANTARA) - Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta Timur menjadi alternatif tempat melewatkan libur Idul Fitri hari kedua, Jumat. Berdasarkan pantauan ANTARA, antrean kendaraan seperti mobil dan motor terlihat di gerbang utama TMII.

Tugu Api Pancasila yang berada di bagian depan Taman Mini Indonesia Indah diramaikan oleh masyarakat yang asyik berfoto bersama, piknik beralaskan tikar, hingga bermain layangan.

Novi Andini adalah salah satu warga yang terjebak tidak bisa mudik ke rumahnya di Cikarang. Dia pun memilih untuk berwisata di TMII yang berlokasi di dekat kediamannya.

"Saya tidak menyangka TMII lumayan penuh juga saat Lebaran, " kata Novi yang kepada ANTARA di tempat penyewaan sepeda TMII, Jumat.

"Karena anjungan-anjungan cukup ramai, saya tidak berani mampir ke dalamnya," lanjut dia.

Bukan cuma area terbuka di Tugu Api Pancasila yang jadi tempat favorit, deretan mobil memenuhi area danau di tengah Taman Mini Indonesia Indah di mana rerumputan di pinggirnya dijadikan tempat menggelar tikar, berpiknik dan makan siang bersama.

Beberapa anjungan seperti Sumatera Barat dan Bengkulu memang menggelar acara meriah yang didatangi pengunjung. Taman Mini Indonesia Indah tahun ini tetap dibuka saat Idul Fitri, dan mengajak masyarakat untuk berwisata ke anjungan-anjungan yang ada lewat tagline "Serasa Pulang Kampung".

Dari pintu gerbang, sudah tersedia banyak keran air dan sabun untuk mencuci tangan. Para petugas juga memeriksa suhu tubuh dan selalu mengingatkan pengunjung untuk memakai masker. Lewat pengeras suara, petugas juga rutin mengingatkan untuk menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mencuci tangan.

TMII membatasi jumlah pengunjung sebanyak maksimal 30 persen dari kapasitas selama libur Lebaran, yakni 18.000 orang dalam satu waktu. Jam operasional dimulai pada 06.00-18.00 WIB.


Baca juga: Ciptakan Lebaran asyik di Ancol

Baca juga: Kebun Raya Bogor dukung pemerintah batasi pengunjung, cegah COVID-19

Baca juga: Libur Lebaran, tempat wisata di Bogor tetap buka untuk warga lokal

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021