Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah negara peserta Konferensei Menteri Pertanian Internasional ke-2 di Berlin Jerman memberikan pengakuan terhadap keberhasilan Indonesia mencapai swasembada beras kembali pada 2008. Menteri Pertanian Anton Apriyantono mengatakan hala itu di Jakarta, Rabu saat menjelaskan hasil kunjungan ke Jerman selama 16-21 Januari 2009 serta mengikuti 2nd Internasional Conference of Agriculture Minister di Arena Pameran dan Forum International Green week. "Pengakuan tersebut terungkap ketika moderator menyampaikan pertanyaan tentang strategi yang djalankan Indonesia sehingga mencapai swasembada beras," katanya. Mentan dalam kesempatan tersebut tampil sebagai pembicara panel bersama Komisioner Pertanian dan Pengembangan Wilayah, Uni Eropa, Mariann Fisher Boel, Menteri Pertanian Cina, Chen Xiao Hua, Menteri Pangan, Pertanian dan Perlindungan Konsumen, Jerman, Ilse Aigner, dan Menteri Pertanian Rusia, Alexej W. Gordejev. Menanggapi hal itu Anton menyatakan keberhasilan tersebut ditempuh melalui Penguatan Teknologi, seperti penggunaan benih unggul, Penguatan Manajemen serta Pemberdayaan Petani. Peningkatan produksi pangan sebetulnya tidak hanya terjadi pada beras, tapi juga bahan pangan yang ingin seperti jagung, kedelai, singkong, gula dan kelapa sawit. Menurut Anton, bahwa areal untuk produksi beras tidak hanya tersedia di Jawa, tapi juga di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua, terutama di daerah pasang surut. "Untuk itu Indonesia juga membuka peluang investasi dalam sector ini, mengingat beras sebagai bahan pangan tidak saja dibutuhkan oleh penduduk Indonesia, tapi juga oleh penduduk dunia yang di beberapa tempat masih mengalami krisis pangan," katanya. Namun demikian, tambahnya pengembangan lahan dimaksud perlu dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak lingkungan. Dalam forum internasional itu menteri juga menjelaskan bahwa Indonesia juga aktif membantu negara-negara lain seperti Tanzania, Madagaskar, Haiti, Timur Leste dalam rangka peningkatan produksi pangan khususnya beras, melalui bantuan teknik dan sumber daya manusia. Dalam hal ini, Indonesia mengharapkan partisipasi aktif dari berbagai lembaga finansial seperti World Bank, mengingat peningkatan produksi pangan sangat dibutuhkan dunia, terutama untuk membantu negara-negara yang mengalami krisis pangan. Mentan Anton Apriyantono menegaskan, bahwa salah satu hal yang penting untuk mengatasi krisis pangan yang melanda dunia adalah dengan memberdayakan masyarakat yang lemah agar mampu mendapatkan akses pangan maupun akses finansial yang memadai.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009