Banjarbaru (ANTARA News) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia daerah pemilihan Kalimantan Selatan, Adhariani, mengatakan, Pemerintah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalsel harus menyikapi kelangkaan bahan bakar minyak yang terjadi di provinsi itu.

"Pemprov dan DPRD Kalsel harus mengambil sikap terkait kelangkaan BBM sehingga masyarakat tidak resah karena sulitnya mendapatkan bahan bakar untuk kendaraan bermotor," ujarnya usai menghadiri pelantikan wali kota dan wakil wali kota Banjarbaru.

Ia mengatakan, kelangkaan BBM yang ditandai dengan panjangnya antrean di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dan tingginya harga khususnya premium di tingkat eceran sangat meresahkan masyarakat.

Oleh karenanya, kata dia, Pemprov dan DPRD Kalsel harus mengambil sikap baik mengundang Pertamina sebagai penyalur resmi BBM maupun meminta mereka mencukupi bahan bakar sesuai kebutuhan masyarakat.

Dikatakan, pihaknya sendiri di tingkat pusat akan berupaya mencari tahu penyebab kelangkaan BBM di Kalsel dan siap memperjuangkan agar bahan bakar baik premium maupun solar tidak lagi langka.

Lebih lanjut, ia mengatakan, kelangkaan BBM yang terjadi di wilayah Kalsel disinyalir sengaja dimanfaatkan oknum tertentu yang menahan pasokan untuk mengeruk keuntungan pribadi.

Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin, mengatakan, pihaknya segera mengambil sikap guna mengatasi kelangkaan BBM yang tengah terjadi di masyarakat melalui permintaan lisan yang disampaikan kepada Pertamina wilayah Banjarmasin.

"Soal sikap kami sudah menyampaikan permintaan lisan kepada Pertamina untuk menambah pasokan BBM terutama selama Ramadhan karena ada kecenderungan permintaan meningkat," ujar gubernur usai melantik wali kota dan wakil wali kota.

Dikatakan, informasi yang diterimanya, pasokan BBM dari Pertamina untuk wilayah Kalsel mencukupi dan sudah sesuai kuota tetapi ada peningkatan permintaan menjelang Ramadhan disamping banyaknya kendaraan bermotor.

"Makanya, jika memang pasokan dari Pertamina sudah mencukupi kuota tetapi ternyata permintaan meningkat, kami akan meminta Pertamina menambah kuota sehingga kebutuhan BBM di Kalsel bisa terpenuhi," katanya.

Pantauan ANTARA di lapangan, kelangkaan BBM masih terlihat di sejumlah SPBU baik di wilayah Kota Banjarbaru dan Martapura yang ditandai panjangnya antrian kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat.

Sementara di tingkat eceran, harga Premium yang semula Rp5.000 per liter naik menjadi Rp6.000 per liter dimana kenaikkan harga itu diberlakukan pengecer karena sulitnya mendapatkan BBM.
(ANT-128/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010