Banjarmasin (ANTARA News) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Kalimantan Selatan segera melayangkan somasi kepada PT Pertamina Cabang Kalimantan Selatan untuk meminta penjelasan tentang kelangkaan bahan bakar minyak jenis premium yang terjadi dalam satu minggu terakhir.

Ketua YLKI Kalsel Fauzan Ramon di Banjarmasin, Kamis, mengatakan, melalui somasi tersebut diharapkan pihaknya akan mendapatkan keterangan dan jawaban kenapa kelangkaan BBM kembali terjadi di daerah ini.

"Kita sangat keberatan dengan kejadian yang selalu berulang hampir tiap tahun, apakah ada penyelewengan atau karena sebab lain, kita ingin tahu," katanya.

Menurut dia, untuk sementara pihaknya tidak akan menemui Pertamina, karena khawatir tidak akan ditemui unsur pimpinan Pertamina dengan berbagai alasan.

Dengan demikian, melalui somasi tersebut seluruh pertanyaan dan kebingungan masyarakat terkait persoalan BBM bisa terjawab dan bisa dicarikan jalan keluar terbaik.

"Bila ternyata somasi tersebut tidak juga mendapatkan tanggapan akan kami tindaklanjuti dengan gugatan class action, karena persoalan ini telah merugikan masyarakat banyak," katanya.

Tentang alasan Pertamina bahwa kelangkaan BBM karena pertumbuhan kendaraan roda dua dan roda empat di Kalsel cukup tinggi, sehingga permintaan BBM melebihi kuota, menurut Fauzan hal itu cukup masuk akal.

Namun demikian, bukan berarti pertumbuhan kendaraan tersebut bisa dijadikan sebagai alasan pembenaran oleh Pertamina, untuk membiarkan terjadinya antrean panjang di SPBU dan kelangkaan BBM.

Harusnya pertamina bisa mengantisipasi dengan menambah pasokan dan kuota BBM sehingga kelangkaan tidak kembali berulang.

"Persoalan seperti ini kan sudah sering terjadi di Kalsel, jadi kalau masalahnya karena tingginya pertumbuhan kendaraan mungkin benar tetapi tidak pas. Karena Pertamina bisa memprediksi jauh-jauh hari sebelumnya, apalagi sekarang bulan puasa," katanya.

Pemprov telah mengirimkan surat permintaan penambahan kuota BBM kepada PT Pertamina Pusat, namun hingga kini belum mendapatkan jawaban.
(U004/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010