Sydney (ANTARA) - Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Selasa mengatakan masih belum aman untuk mengizinkan penduduk yang telah divaksin secara penuh untuk COVID-19 untuk bepergian ke luar negeri.

Keteguhan PM Australia untuk penutupan perbatasan disampaikan saat kalangan industri negara itu, yang terpukul keras oleh tekanan pandemi, meminta pembukaan kembali perbatasan internasional yang lebih cepat.

"Saya memahami bahwa setiap orang ingin kembali ke masa yang pernah kita ketahui. Tetapi kenyataannya, tahun ini kita masih hidup dalam pandemi yang lebih buruk daripada tahun lalu," kata Morrison kepada wartawan.

Morrison mengatakan setiap rencana untuk melonggarkan aturan perbatasan bagi para pelancong yang telah divaksin dapat dilaksanakan "hanya jika memang aman untuk melakukannya".

Australia berencana untuk membuka kembali perbatasannya dengan negara-negara lain mulai pertengahan 2022, bahkan ketika anggaran federal diumumkan minggu lalu dengan harapan bahwa negara itu sudah dapat memvaksinasi penuh hampir 26 juta penduduknya hingga akhir tahun ini. 

Maskapai-maskapai penerbangan, operator pariwisata, dan universitas yang terguncang oleh dampak larangan perjalanan dan penutupan perbatasan telah mendesak pemerintah federal Australia untuk mempercepat pembukaan perbatasan.

"Kami tidak dapat menahan dampak (COVID-19) selamanya ... virus itu akan membuat kita sakit tetapi tidak akan membuat kita dirawat di rumah sakit. Beberapa orang mungkin akan meninggal tetapi angka itu akan jauh lebih kecil daripada flu," kata bos maskapai penerbangan Virgin Australia, Jayne Hrdlicka, seperti dikutip oleh media Australia pada Selasa.

Morrison menggambarkan komentar Hrdlicka itu sebagai pernyataan yang "tidak peka".

Pihak berwenang di New South Wales, negara bagian terpadat di Australia, mengatakan setidaknya 80 persen populasi orang dewasa harus divaksin penuh sebelum otoritas mempertimbangkan kebijakan bebas karantina bagi pelancong yang masuk.

Australia menutup perbatasan internasionalnya pada Maret 2020, yang sebagian besar ditujukan untuk nonwarga negara dan penduduk tetap. Langkah itu diambil untuk membantu menjaga jumlah kasus COVID-19 relatif rendah di negara itu, yang hanya memiliki jumlah COVID-19 di bawah 30.000 kasus dan 910 kematian.

Meskipun program imunisasi nasional Australia gagal mencapai target awal soal jumlah dosis vaksin yang diberikan, para pejabat telah meningkatkan program vaksinasi melalui penyuntikan satu juta dosis vaksin dalam 17 hari terakhir.
 
Sejauh ini, lebih dari 3,1 juta total suntikan vaksin telah diberikan di Australia. Angka itu jauh dari target empat juta  dosis yang dijanjikan pada akhir Maret.

Sumber: Reuters

Baca juga: Australia bujuk Moderna untuk bangun manufaktur vaksin di dalam negeri

Baca juga: New South Wales Australia laporkan nol COVID lima hari berturut-turut

Baca juga: Australia mulai vaksinasi atlet Olimpiade


 

Menhub terapkan pembatasan penerbangan dari India

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021