Salatiga (ANTARA News) - Sekitar 40 persen dari seluruh populasi dunia hidup dalam wilayah "dengue transmission" atau terinfeksi demam berdarah, kata pakar kesehatan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Ruben Dharmawan.

"Indonesia termasuk wilayah yang penuh risiko terinfeksi dengue karena berada dalam wilayah khatulistiwa," katanya dalam Kuliah umum Parasitologi yang digelar oleh Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Jawa Tengah, Sabtu.

Menurut dia, dengue berkembang mengikuti siklus musim. Pada musim hujan, tempat perindukan nyamuk semakin banyak, nyamuk juga akan terus menetas lebih banyak.

"Adanya pemanasan global ternyata juga ikut memengaruhi siklus nyamuk. Dengan naiknya suhu lingkungan, siklus nyamuk bertambah cepat. Nyamuk menjadi lebih cepat dewasa, lebih cepat berkembang biak," katanya.

Faktor penting lainnya yang berpotensi memberikan kontribusi terhadap perubahan global terkait dengan penyakit infeksi dengue. Menurut dia, adalah pertumbuhan penduduk, urbanisasi, kurangnya sanitasi, peningkatan perjalanan jarak jauh, dan pengendalian nyamuk yang tidak efektif.

"Virus terus berkembang lebih banyak dan penularannya menjadi semakin lebih banyak. Pengaruh pemanasan global terhadap siklus nyamuk sekarang ini menjadi perhatian dari banyak ahli," katanya.

Selain pemanasan global, kata dia, yang perlu diwaspadai juga adalah pelancong-pelancong yang membawa virus tersebut dari daerah lain.

"Sampai saat ini, tidak ada obat khusus untuk dengue. Pertahanan yang bisa dilakukan adalah mempertahankan kondisi tubuh," katanya.

Menurut dia, penyemprotan atau fogging untuk memberantas nyamuk demam berdarah bagi sebagian warga juga bukanlah cara yang tepat. Kepedulian menjaga lingkungan sekitar dari berkembangnya nyamuk dianggap jauh lebih baik.

Hal yang bisa dilakukan masyarakat dalam mencegah adanya demam berdarah adalah bergotong-royong membersihkan lingkungan. Botol atau sampah bekas lainnya dikumpulkan dan dikubur agar tak lagi menjadi sarang nyamuk, katanya.

"Bak mandi juga jangan tak luput dari pemeriksaan. Dengan harapan jentik-jentik nyamuk tidak mudah singgah di bak-bak mandi," katanya.(*)
(ANT-063/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010