Seoul (ANTARA News) - Pelatihan militer bersama kedua Amerika Serikat dan Korea Selatan dalam tempo kurang dari sebulan, mulai Senin, mengobarkan ketegangan dan kemarahan Korea Utara dan China.

Pelatihan tahunan itu terjadi sepekan setelah Seoul menyelesaikan pelatihan dekat perairan perbatasan di lepas pantai barat yang disengketakan, yang memicu Korea Utara melakukan balasan penembakan meriam di wilayah yang sama, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Menanggapi dengan retorika yang sama seperti di masa lalu, Korea Utara mengatakan, pelatihan terakhir itu "tindakan berbahaya dan bisa menjadi sumbu perang baru".

Pyongyang telah sering melakukan penghasutan perang untuk membuat poin, tetapi analis mengatakan itu adalah tidak mungkin menimbulkan resiko perang habis-habisan yang mungkin berhadapan dengan gabungan militer AS dan Korea Selatan.

Meskipun demikian para pejabat AS mengatakan, provokasi lanjutan Korea Utara mungkin akan dilakukan beberapa bulan mendatang, terutama pada saat Pyongyang berusaha membangun momentum politik untuk penggantian pemimpin Kim Jong-Il, yang diperkirakan akan diserahkan kepada putra bungsunya.

Tak sama dengan latihan unjuk kekuatan pada Juli lalu yang melibatkan kapal induk AS, latihan militer bulan ini dianggap tidak terlalu penting.

Washington dan Korea Selatan mengatakan, latihan-latihan pertahanan mendatang adalah latihan pertahanan dan dirancang untuk mengirim pesan kepada Pyongyang, bahwa sikap agresifnya harus dihentikan.

Aksi militer saling-balas pekan lalu terjadi di dekat Garis Batas Utara, tempat yang beberapa kali terjadi bentrokan mematikan sejak Perang Korea 1950-53, dan lokasi menterpedo kapal perang Korea Selatan Cheonan awal tahun ini.

Seoul mempersalahkan tenggelamnya korvet Cheonan, yang menewaskan 46 orang itu kepada Pyongyang. Sementara itu Korea Utara menolak bertanggungjawab atas insiden itu.

"Mengingat situasi keamanan yang sangat tegang setelah serangan Cheonan, pelatihan terbaru tahun ini akan dilakukan di seluruh negeri, sehingga sebagai mirip dengan pertempuran yang sebenarnya," kata kementerian pertahanan Selatan.

Pelatihan-pelatihan militer itu juga memicu ketegangan kawasan, dan Korea Utara sebagai satu-satunya sekutu China menyebut latihan yang dipimpin AS sebagai ancaman bagi keamanan dan stabilits regional.
(H-AK/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010