Jakarta (ANTARA News) - Menghargai dan percaya diri, itulah sifat positif yang diambil sebagai pelajaran hidup Tantia Dian Permata Indah dari pengalamannya selama empat bulan mengikuti program pertukaran mahasiswa di Queensland University of Technology, Australia 2009.

Pengalaman selama di negeri kangguru itu semakin mematangkan Tantia, gadis kelahiran Jakarta 30 Maret 1990, dalam bersikap dan berpikir, meskipun tidak lepas dari kebiasaan mendisiplinkan diri sejak kecil.

Tantia adalah sosok muda yang berprestasi, lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) itu menyabet predikat Mahasiswa Berprestasi (Mapres) nasional 2010.

Berbagai penghargaan juga berhasil ia raih mulai di tingkat nasional hingga membawanya ke berbagai kompetisi internasional.

Tantia pernah terpilih sebagai Pemimpin Muda Indonesia 2010 dan delegasi nasional "Asian Youth Energy Summit 2009".

Ia pernah menjadi wakil Indonesia dalam "Asean Preneurs Youth Leaders Exchange 2008" yang diselenggarakan oleh National University of Singapore, sebuah program di antara pelajar negara-negara anggota ASEAN yang memberi mereka kesempatan bertandang ke tiap negara ASEAN dan mempelajari sistem perekonomian masing-masing negara.

Segudang prestasi lain juga disandang Tantia meskipun diakuinya tidak pernah menyangka kerja keras dan ambisi untuk menjadi yang terbaik dalam kehidupan akademis membawanya ke level internasional.

"Aku sangat ambisius, tapi tidak menyangka bisa sampai ke tingkat internasional," ungkap putri pasangan Harry Sutanto dan Tini Hendartini itu.

Sulung dari dua bersaudara itu mengaku sejak SMA sudah menargetkan untuk berprestasi di bidang akademis, ia menyusun strategi mulai dari ikut berbagai organisasi sampai mencoba berbagai hal yang positif semisal menjadi Master Ceremony (MC).

Pada usia 20 tahun, Tantia sudah menamatkan bangku kuliah dengan nilai terbaik.

Dia menamatkan studi di SMA selama dua tahun melalui kelas akselerasi dan selalu berprinsip terus melakukan yang terbaik untuk hal sekecil apapun.

Berprestasi bukan berarti hidup terkungkung dengan buku, Tantia mengaku sangat menikmati hidupnya.

Meski sehari-hari dipadati berbagai kegiatan, ia menyeimbangkan dengan olahraga dan bermusik.

Hobi dan Prestasi
Bermain piano adalah salah satu hobinya selain bulutangkis dan berenang.

Menonton dan berkumpul dengan teman-teman menurutnya suatu kemewahan yang harus dinikmati di sela-sela segudang aktivitas.

"Semua orang mungkin berpikir menjadi mahasiswa berprestasi harus melulu di perpustakaan menjadi kutu buku, tapi aku tidak. Aku menikmati hidup, definisi enjoy mungkin berbeda dengan orang lain. Bagiku enjoy apabila bisa mencapai tujuan," tambah gadis yang memilih potongan rambut pendek itu.

Keberhasilan memenangkan berbagai kompetisi tidak lepas dari pengaruh dan didikan orang tua terutama ayahnya yang sudah menanamkan dasar disiplin sejak kecil.

"Sejak kecil orangtua sudah menanamkan disiplin dan sosok bapak sangat memberikan pengaruh terutama dalam cara berpikir. Aku diajarkan bahwa jika bisa berbuat lebih kenapa harus puas dengan yang sudah ada," ujar Tantia.

Selain orangtua, bergaul dengan teman-teman yang aktif menjadi motivasi kakak dari Christi Dwita Mariana ini mengejar prestasi dan tentunya juga tidak lepas dari dukungan dosen di tempatnya menimba ilmu.

Kerja keras yang dilakoni dan ambisi menjadi terbaik dalam segala hal terus dipupuk akhirnya berbuah manis, Tantia berharap bisa terus menginspirasi orang lain terutama generasi muda.

"Aku yakin semua orang bisa menjadi sesuatu, terus bermimpi dan jadikan mimpi itu kenyataan," tambah gadis yang bercita-cita ingin menjadi CEO perusahaan skala internasional.
(D016/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010