Melalui kerja sama dengan Kredit Pintar, kami optimistis penyaluran dana dapat dimanfaatkan bagi mereka yang membutuhkan.
Jakarta (ANTARA) - PT Bank KEB Hana Indonesia (Hana Bank) dan PT Kredit Pintar Indonesia (Kredit Pintar) sepakat untuk menyalurkan pinjaman senilai Rp100 miliar kepada konsumen di Indonesia yang memiliki akses terbatas terhadap layanan keuangan.

Chief Consumer Banking Officer Hana Bank, Anton Hermawan mengatakan kolaborasi tersebut menjawab tantangan perbankan konvensional dalam menjangkau masyarakat Indonesia yang memiliki akses terbatas dan belum terjangkau oleh layanan keuangan konvensional.

“Melalui kerja sama dengan Kredit Pintar, kami optimistis penyaluran dana dapat dimanfaatkan bagi mereka yang membutuhkan,” ujar Anton dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Bank Mandiri: Pertumbuhan kredit 2021 akan membaik sekitar 5 persen

Anton mengatakan kemitraan dengan perusahaan fintech peminjaman digital terkemuka merupakan model bisnis baru bagi perbankan. Oleh karena itu prinsip kehati-hatian dalam pembiayaan pinjaman kredit perlu dikelola dengan sangat hati-hati.

“Rekam jejak dan integritas Kredit Pintar yang sangat baik dalam memproses pinjaman, mulai dari pengajuan hingga persetujuan , adalah salah satu alasan utama kami menyambut dan mendukung kolaborasi ini,” kata Anton.

Direktur Kredit Pintar, Wisely Wijaya mengatakan kerja sama dengan Bank Hana, terutama saat terjadi pandemi merupakan wujud kepercayaan terhadap rekam jejak pengelolaan Kredit Pintar.

“Kredit Pintar menyambut baik dukungan Bank Hana dalam menyalurkan pinjaman yang lebih luas senilai Rp 100 miliar kepada komunitas yang underbanked dan kurang terlayani di Indonesia,” kata Wisely Wijaya.

Baca juga: INDEF: Ekosistem ultra mikro harus bisa turunkan bunga kredit

Kredit Pintar secara kumulatif telah menyalurkan pinjaman sekitar Rp14 triliun kepada dua juta peminjam. Kredit Pintar memiliki 650 ribu peminjam aktif, dengan total pinjaman tahun ini sekitar Rp650 miliar.

Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK), industri fintech telah berkembang pesat di Indonesia sejak kemunculannya pada 2016 dan telah membantu mendorong inklusi keuangan di Indonesia. Tingkat inklusi keuangan Indonesia telah meningkat drastis, mencapai 76,19 persen dari keseluruhan populasi pada 2019, meningkat dibandingkan 2017 yang jumlahnya kurang dari 50 persen.

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021