Jakarta (ANTARA News) - Kehidupan pribadi anak muda sudah sangat terdokumentasi di internet sehingga banyak yang harus berganti nama saat beranjak dewasa, ujar CEO Google Eric Schmidt seperti dimuat Wall Street Journal.

Eric Schmidt menyarankan anak muda harus mengganti identitas mereka agar bisa meninggalkan masa muda yang sia -sia,  yang terekam secara rinci pada berbagai jejaring sosial semisal Facebook.

"Saya tidak yakin masyarakat memahami apa yang terjadi ketika segalanya tersedia, diketahui dan direkam setiap orang setiap saat," Ujar Schimidt.

Dalam wawancara, Schimidt mengatakan dirinya yakin bahwa setiap anak muda pada suatu hari akan mengubah nama mereka untuk memisahkan diri  dari foto yang memalukan dan berbagai materi yang tampil pada teman mereka di situs sosial media.

Pria berusia 55 tahun itu juga memprediksikan bahwa di masa depan, Google akan tahu banyak mengenai penggunanya sampai-sampai mesin pencari itu  bisa membantu  dalam merencanakan hidup penggunanya.

Google suatu saat bisa menggunakan profil para pengguna dan melacak lokasi  mereka melalui telepon pintar sehingga mampu menghasilkan live updates tentang hal-hal di sekitar pengguna dan memberitahu hal-hal yang harus mereka lakukan.

"Kami sedang mencoba mencari tahu apa yang arti pencari pada masa depan," Ujar Schimidt."Salah satu gagasan adalah semakin banyak pencarian dilakukan atas nama anda tanpa harus mengetik."

"Saya sebenarnya berpikir kebanyakan orang tak ingin Google menjawab pertanyaan mereka. Mereka ingin Google memberitahu mereka hal yang harus mereka lakukan selanjutnya."

Ia menyarankan, sebagai sebuah contoh,  Google  "kira-kira tahu siapa anda, apa yang anda pentingkan, siapa teman-teman anda", karena itu  Google mampu mengingatkan penggunanya tentang barang  yang diperlukan saat mereka  melewati toko.

Tahun lalu, Schmidt juga menuai kontroversi  lewat komentarnya ketika mengatakan  "Jika anda terlibat hal yang tak ingin diketahui orang lain, kenapa dahulu anda melakukannya."

Awal tahun ini, Google  dikecam oleh pemantau hak pribadi di 10 negara karena menunjukkan  "pengabaian kekecewaan" sebab mengelola informasi pribadi dari para penggunannya.

Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Schimidt, Komisi informasi Inggris Chris Graham bergabung dengan pendukungnya di beberapa negara termasuk Kanada,Prancis,Jerman dan Italia dalam meningkatkan kepedulian mengenai layanan jejaring sosial Street view dan Buzz.
(yud/A038/BRT)

Pewarta: Yudha Pratama Jaya
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010