Karimun, Kepri (ANTARA News) - Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia Cabang Kabapaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau menyatakan tingkat hunian hotel dan wisma menurun 75 persen akibat sepinya kunjungan wisatawan mancanegara pada bulan Puasa 1431 Hijriyah.

``Pada hari biasa saja sudah sepi, apalagi di bulan Puasa. Kalau kami persentasekan, penurunan hunian hotel dan wisma mencapai 75 persen,`` kata Ketua PHRI Cabang Karimun Edi Suntek, di Tanjung Balai Karimun, Kamis.

Edi Suntek mengatakan jumlah tamu yang menginap, terutama hotel melati dan wisma tidak sampai sepuluh kamar setiap hari.

``Terus terang pengusaha mengeluhkan sepinya tamu, namun kondisi seperti ini tidak terelakkan,`` katanya.

Menurut dia, tingkat hunian pada bulan Ramadhan tahun ini jauh menurun dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Kunjungan wisatawan dari Singapura dan Malaysia menurun tajam.

``Turis dari dua negeri jiran tersebut umumnya berkunjung menikmati hiburan, sementara tempat hiburan banyak yang tutup selama Puasa. Lagi pula, sebagian dari mereka juga melaksanakan ibadah yang sama di negaranya,`` katanya.

Dia menuturkan, bagi hotel berbintang mungkin masih mendapatkan tamu, terutama dari tenaga kerja asing yang menjadi menginap berbulan-bulan karena terikat pekerjaan di perusahaan kawasan perdagangan bebas atau free trade zone (FTZ).

``Sedangkan hotel melati dan wisma benar-benar berharap kedatangan tamu yang biasanya datang berlibur pada akhir pekan,`` katanya.

Kondisi tersebut, lanjut dia, makin diperparah dengan berkurangnya kegiatan seminar atau rapat yang digelar pemerintah, partai politik maupun organisasi sosial.

``Seminar atau rapat merupakan salah satu pendapatan bagi pengusaha, karena para pesertanya biasanya langsung menginap, atau setidaknya dari jasa sewa ruang `meeting`,`` tuturnya.

Sepinya kunjungan tamu, kata dia, sangat menyulitkan pengusaha dalam membayar tunjangan hari raya (THR) karyawan.

``Banyak pemilih hotel dan wisma yang mencari pinjaman untuk bayar THR karyawan,`` tambahnya.

Di Karimun, terdapat 40 lebih hotel dan wisma yang letaknya saling berdekatan. Sebagian pemiliknya banting harga untuk menarik tamu agar datang menginap.

``Diskon harga tidak ada gunanya jika tamu yang berkunjung tidak ada,`` ucapnya.  (ANT028/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010