Surabaya (ANTARA News) - Pengamat ekonomi Tony Prasetiantono mengemukakan krisis ekonomi global yang berdampak terhadap perekonomian Indonesia, masih akan menjadi ancaman serius dalam beberapa tahun ke depan.

Berbicara pada forum "Macro Economic Oulook" yang diselenggarakan Permata Bank di Surabaya, Jumat, ia mengatakan krisis ekonomi yang terjadi saat ini, skalanya lebih kecil dibanding krisis yang terjadi pada 1997 dan 1998 silam.

"Bisa dibilang sekarang ini krisis mini atau kecil, sehingga dampaknya tidak terlalu luar biasa terhadap perekonomian Indonesia," ujarnya.

Namun, lanjutnya, krisis ekonomi global hebat seperti yang pernah terjadi pada akhir 1990-an, kemungkinan masih bisa terjadi.

"Hanya saja, tidak ada yang tahu dan bisa memastikan kapan krisis global itu akan terjadi lagi. Banyak yang bilang krisis itu akan terjadi di Eropa, karena saat ini Yunani sedang `sakit`, tapi buktinya sampai sekarang masih belum ada," paparnya.

Komisaris Independen Permata Bank ini, mengibaratkan kondisi perekonomian seperti kondisi fisik manusia, yang tidak selamanya sehat tetapi juga bisa sakit.

"Tetapi yang terpenting, bagaimana sakit itu bisa cepat disembuhkan dengan obat yang mujarab," tambah staf pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu.

Menurut Tony, Indonesia mampu menghadapi krisis dalam setahun terakhir, karena ditopang dengan kondisi makro perekonomian yang cukup bagus dan kuat.

"Kondisi ekonomi Indonesia ketika krisis saat ini sudah jauh lebih baik dibanding 1997-1998 lalu. Perbankan banyak yang sehat, permintaan domestik menguat dan indikator lainnya," katanya.

Karena itu, Tony Prasetiantono berharap pemerintah terus berupaya memperbaiki dan memperkuat fondasi perekonomian, termasuk dengan memperbanyak proyek-proyek infrastruktur yang dibiayai APBN dan menggerakkan sektor riil . (ANT/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010