Miranshah, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Empat gerilyawan tewas dalam serangan rudal pesawat mata-mata Amerika Serikat di daerah suku di bagian baratlaut Pakistan, Sabtu, menurut beberapa pejabat keamanan.

Rudal-rudal itu ditujukan ke sebuah kompleks yang digunakan oleh gerilyawan di desa Kutabkhel, sekitar tiga kilometer di selatan Miranshah, kota penting di distrik suku Waziristan Utara, kata seorang pejabat keamanan yang bermarkas di Peshawar pada AFP.

"Sebuah pesawat mata-mata AS telah menembakkan empat rudal. Rudal-rudal itu menyerang sebuah kompleks dan juga sebuah mobil di luar kompleks itu," kata perjabat tersebut.

Serangan pesawat itu juga dikonfirmasi oleh dua pejabat intelijen di Miranshah.

"Empat gerilyawan tewas dalam serangan ini," kata salah seorang pejabat intelijen.

Beberapa warga di Miranshah mengatakan bahwa gerilyawan telah mengepung tempat itu setelah serangan tersebut.

Beberapa pejabat menjelaskan bahwa mereka yang tewas dalam serangan itu adalah gerilyawan lokal, dan mereka sedang memeriksa apakah ada "sasaran bernilai tinggi" di antara mereka yang tewas.

Pasukan AS telah menyembunyikan perang pesawat mata-mata terhadap Taliban, dan para komandan terkait Al Qaida berada di daerah suku di bagian baratlaut Pakistan, tempat gerilyawan telah membuat perlindungan di gunung di luar pengawasan langsung pemerintah.

Washington telah menganggap daerah suku yang sulit di perbatasan Afghanistan -- bagian dari wilayah yang sekarang dilanda banjir di Pakistan -- sebagai markas besar Al Qaida dan tempat yang paling berbahaya di Bumi.

Militer AS seperti biasanya tidak mengkonfirmasi serangan pesawat mata-mata itu, tapi pasukan bersenjatanya dan Badan Intelijen Pusat yang beroperasi di Afghanistan merupakan satu-satunya pasukan yang mengerahkan pesawat mata-mata tak berawak di wilayah itu.

Hampir 1.000 orang telah tewas dalam lebih dari 110 serangan pesawat intai itu di Pakistan sejak Agustus 2008, termasuk sejumlah gerilyawan senior. Bagaimanapun, serangan itu telah meningkatkan sentimen anti-Amerika di negara Muslim konservatif itu.

AS telah meningkatkan tekanan terhadap Pakistan untuk menindak keras gerilyawan yang berlindung di perbatasan itu.

Para komandan Pakistan tidak mengesampingkan serangan di Waziristan Utara, tapi berdalih bahwa hasil yang diperoleh di Waziristan Selatan dan distrik Swat di baratlaut perlu dikonsolidasikan untuk mencegah tentara mereka menjadi bertindak berlebihan.

Waziristan mendapat pengawasan cermat baru ketika Faisal Shahzad, seorang Amerika keturunan Pakistan yang didakwa karena pemboman yang diupayakan di New York 1 Mei lalu, diperkirakan telah mengatakan pada para penyelidik AS bahwa ia telah pergi ke wilayah itu untuk pelatihan teroris.

Al Qaida telah mengumumkan Juni lalu bahwa pemimpin nomer tiganya dan pernah menjadi bendaharawan Osama bin Laden, Mustafa Abu al-Yazid, telah tewas dalam peristiwa yang para pejabat keamanan katakan tampaknya sebagai serangan pesawat mata-mata di Waziristan Utara. (S008/K004) 

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010