Beijing (ANTARA News) - China harus berusaha melakukan reformasi politik untuk menjaga kesehatan ekonominya, kata Perdana Menteri Wen Jiabao dalam kunjungannya ke kota Shenzhen, yang dikutip kantor berita Xinhua.

Seruan Wen bagi reformasi politik tidak secara khusus tetapi komentar-komentarnya mencerminkan kekhawatiran yang luas bahwa jika Partai tidak melakukan paling tidak reformasi terbatas untuk membuat para pejabat lebih bertanggug jawab, maka korupsi dan penyelewengan mungkin dapat merusak prospek ekonomi negara itu.

"Tanpa melindungi restruksisasi politik, China mungkin kehilangan apa yang telah dicapai melalui restrukrisasi ekonomi dan target-target usaha modernisasinya mungkin tidak akan tercapai," kata Wen yang dikutip Xinhua.

"Hak-hak demokrasi rakyat dan hak-hak sah mereka harus dijamin. Rakyat harus dimobilisasikan dan diatur, sesuai dengan undang-undang untuk mengurus masalah-masalah negara, ekonomi, sosial," tambah Wen.

Wen juga ingin "menciptakan kondisi-kondisi" untuk memungkinkan rakyat mengkeritik dan mengawasi pemerintah sebagai jalan untuk mengatasi persoalan kekuasaan yang terkonsentrasi dengan tidak adanya pengawasan yang efektif".

Wen membangun satu reputasi paling simpatik sebagai anggota kepemimpinan Partai Komunis China yang berkuasa melonggarkan sejumlah pengawasan dari atas ke bawah negara itu.

Wen akan pensiun sebagai perdana menteri awal tahun 2013. Ia menggunakan pidato-pidato dan komentar-komentar dalam waktu belakangan ini untuk mengindikasikan bahwa ia ingin menghabiskan sisa masa jabatan lima tahunnya dengan memusatkan pada kesejahteraan sosial yang meningkat, meningkatkan pertumbuhan eomnomi yang lebih seimbang dan wajar, dan menyelesaikan ketidakpuasan publik dengan pemerintah.

Di Shenzhen, sebuah desa kecil yang meledak menjadi sebuah kota berpeduduk 14 juta jiwa alam tiga dasa warsa belakangan ini, Wen mengatakan sejarah Shenzhen menunjukkan bahwa reformasi dan keterbukaan bagi dunia luar " hanya satu-satunya jalan untuk mencapai kesejahteraan nasional dan kebahagian rakyat."

"Kemunduran dan stganasi tidak hanya akan mengakhiri keberhasilan yang dicapai dari reformasi tiga dasa warsa dan kebijakan terbuka dan kesempatan pembangunan yang jarang, tetapi juga akan merusak kekuatan perjuangan sosialis China dengan ciri khas kita sendiri," tambah perdana menteri itu.
(H-RN/H-AK)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010