kekhawatiran itu dipicu makin banyaknya warga Ibu Kota yang kebetulan tidak patuh dengan program pelarangan mudik Lebaran 2021 pada 6-17 Mei lalu, terindikasi terpapar COVID-19
Jakarta (ANTARA) - Senin tanggal 24 Mei 2021, bertepatan dengan pencanangan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-494 Jakarta di tengah-tengah pandemi yang masih membayangi warganya.

Layaknya sebuah acara menyambut hari lahir Ibu Kota pada 22 Juni mendatang, agak wajar bila masih ada secercah kegembiraan dan sedikit eforia.

Gubernur Anies Baswedan sengaja mengusung tema "Jakarta Bangkit" pada HUT tahun kedua pandemi COVID-19 ini.

Filosofinya sederhana, jika tahun lalu bertema "Jakarta Tangguh", maka kali ini harapannya kembali bangkit bersama kolaborasi seluruh pihak.

Baca juga: Pekerja informal yang balik ke Jakarta jalani tes antigen di Pancoran

Jika seluruh aspek kehidupan di Ibu Kota terkontraksi dan mengalami penurunan di sana sini, maka harapannya tahun 2021 muncul kebangkitan karena sudah adanya kesadaran kolektif masyarakat, program vaksin dan imunitas pada sebagian masyarakat.

Namun, sedikit kegembiraan sebulan menjelang hari kelahiran Ibu Kota pada pekan keempat Juni ini, agak diganggu oleh perasaan khawatir warga.

Perasaan itu timbul karena masih adanya potensi ancaman COVID-19 di Ibu Kota yang awalnya sempat melandai, menjadi bangkit kembali.

Paling tidak, kekhawatiran itu dipicu makin banyaknya  warga Ibu Kota yang kebetulan tidak patuh dengan program pelarangan mudik Lebaran 2021 pada 6-17 Mei lalu, terindikasi terpapar COVID-19.

Baca juga: Pemkot Jaksel minta pemudik yang telah balik ke Jakarta jalani tes

Pada saat yang kurang lebih sama dan di tempat terpisah, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran usai melakukan pengarahan kepada Bhabinkamtibmas di JI Expo Kemayoran Jakarta Pusat, mengungkapkan telah menemukan sebanyak 476 pemudik yang kembali ke Jakarta terindikasi COVID-19 berdasarkan tes usap antigen di pos penyekatan arus balik dan sejumlah kepolisian sektor (polsek).

"Dari langkah-langkah penyekatan dan monitoring serta pengawasan berbasis komunitas ditemukan 476 pemudik terindikasi COVID-19," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran.

Pertanyaan publik Jakarta dan lainnya kini adalah akankah kasus COVID-19 meledak kembali di Ibu Kota?
Petugas medis mendata warga yang akan dibawa ke Wisma Atlet di Jalan As-Syafiiyah, Cipayung, Jakarta, Jumat (21/5/2021). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/rwa. (ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA)


Tren bertambah
Agaknya angka temuan pemudik yang terindikasi COVID-19 berdasarkan tes usap antigen itu bukan suatu kebetulan, tapi juga sebuah kejutan.

Kejutan karena pada saat yang sedang dicanangkan sebuah agenda perayaan terbatas HUT ke-494 Jakarta. Angkanya terpaut sekitar 18, tapi sama-sama berkepala angka ratusan yakni 400.

Potensi pertambahannya sangat terbuka karena sejak berakhirnya pelarangan mudik pada 17 Mei lalu, gelombang arus mudik ke berbagai daerah dari kota-kota besar ke daerah masih terjadi.

Selama pelarangan mudik saja, angka pemudik, menurut data Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencapai 1,5 juta orang. Sedangkan mereka yang telah mudik dini atau sebelum periode pelarangan mudik 6-17 Mei angkanya sekitar 18 juta orang.

Meski saat ini, perjalanan mudik berbagai moda menggunakan syarat wajib menyertakan surat bukti bebas COVID-19, baik antigen, PCR, maupun GeNose, tak pelak peluang terpapar itu masih terbuka lebar.

Terbukti, terjadi tren jumlah pasien rawat inap di RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, terus bertambah dalam lima hari terakhir pada pekan ketiga Mei 2021, seiring dengan banyaknya jumlah pemudik yang terpapar COVID-19 pada arus balik Lebaran.

Berdasarkan data Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I Kolonel Marinir Airs Mudian, jumlah pasien rawat inap di Wisma Atlet per Minggu (23/5) sebanyak 1.251 orang.

Baca juga: Polsek Setiabudi catat puluhan pemudik belum balik ke Jakarta

Tren penambahan jumlah pasien di Wisma Atlet sudah terlihat sejak Rabu (19/5) dan saat itu jumlah pasien yang dirawat sebanyak 931 orang.

Mereka terdiri pasien rawat inap terkonfirmasi positif di Tower 4, 5, 6, dan 7 sebanyak 1.251 orang, 604 pria dan 647 wanita

Padahal sebelumnya, jumlah pasien rawat inap pada Senin (17/5) mencapai 929 orang dan Selasa (18/5) turun menjadi 900 orang atau hanya berkisar 15 persen dari total kapasitas tempat tidur di Wisma Atlet.

Jumlah pasien tersebut merupakan yang terendah, sejak Agustus 2020.

Oleh karena itu, Polda Metro Jaya akan memperpanjang masa operasi penyekatan arus balik hingga pekan depan, 31 Mei 2021, untuk mengantisipasi lonjakan kasus positif COVID-19

Padahal, Operasi Ketupat Jaya telah berakhir pada 18 Mei 2021, namun antisipasi terhadap warga yang baru kembali dari kampung halaman masih akan dilakukan agar lonjakan kasus positif di DKI Jakarta terkendali.

Baca juga: Skrining pemudik, Anies tegaskan tak ingin larang warga masuk Jakarta

Hingga saat ini telah disiapkan 14 titik pemeriksaan surat keterangan bebas COVID-19 yang juga menyediakan layanan tes usap (swab) antigen gratis.

Pos tersebut disiapkan setelah diterapkan kebijakan pemudik yang akan kembali ke Jakarta wajib mempunyai surat keterangan bebas COVID-19.
Petugas gabungan melintas di sekitar bus sekolah yang digunakan untuk mengangkut pemudik positif COVID-19 berdasarkan hasil tes usap antigen di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (18/5/2021). (ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna)


Apabila pemudik tidak mempunyai surat keterangan bebas COVID-19, maka yang bersangkutan akan diarahkan petugas untuk melakukan tes usap antigen di pos-pos yang sudah disediakan.

Pemudik yang negatif COVID-19 diperbolehkan melanjutkan perjalanan menuju Ibu Kota. Sedangkan yang positif akan dibawa ke Wisma Atlet Kemayoran untuk menjalani tes usap "Polymerase Chain Reaction" (PCR).

Adapun lokasi pos pemeriksaan dan layanan tes usap antigen tersebut, antara lain di area parkir KM 34B Cibatu Tol Cikampek arah Jakarta, Terminal Kalideres ; Terminal Pulogebang ; Terminal Tanjung Priok ; Terminal Kampung Rambutan ; Kebon Nanas, Kota Tangerang ; Jatiuwung, Kota Tangerang dan Kantor Dishub Batuceper, Kota Tangerang.

Juga, di Jalan Raya Rengas-Lemahabang, Kabupaten Bekasi ; Pos Sasak Jarang, Kota Bekasi ; Pos Tomyang, Kota Bekasi ; Jalan Raya Parung, Ciputat, Bojongsari, Depok ; Jalan Raya Bogor di SPBU Cilangkap dan Jalan Gatot Subroto, Bitung, Tangerang Selatan.

Klaster Lebaran
Kekhawatiran akan merebaknya COVID-19 di Ibu Kota ini makin mengemuka setelah ada data temuan klaster Lebaran beberapa hari lalu.

Sebanyak 80 warga RT 03/RW 03 Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur terkonfirmasi positif COVID-19 per kemarin, Jumat, 21 Mei 2021.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan penyebaran itu diduga terjadi akibat warga yang saling kunjung saat Lebaran lalu.

Camat Cipayung, Fajar Eko Satriyo, menjelaskan klaster Lebaran di wilayah itu bermula dari temuan 14 warga yang menunjukkan hasil reaktif dari tes usap antigen pada 16 Mei 2021. Setelah dilacak, ada 12 orang yang diketahui memiliki kontak erat dengan warga itu.

Mereka langsung dilanjutkan untuk tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dan hasilnya dari 26 orang itu, 18 orang positif. Lalu, pihak terkait melanjutkan pelacakan dan meminta delapan warga lain untuk melakukan tes PCR. Hasilnya, tujuh orang di antaranya terkonfirmasi positif COVID-19.

Wilayah RT 03 RW 03 lantas ditetapkan sebagai zona merah dan diberlakukan penguncian wilayah mikro (micro lockdown) karena setelah dihitung sudah lebih dari lima rumah.

Apa yang terjadi di Cipayung itu agaknya memberi gambaran bahwa potensi lonjakan kasus positif COVID-19 masih mengintai.

Untuk itu, menjadi sebuah keniscayaan bahwa upaya antisipasi pada kemungkinan potensi lonjakan akibat gelombang kedua akibat mudik ini harus dilakukan.

Karena itu, Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo tak bosan mengingatkan kembali kepada seluruh pemerintah daerah untuk benar-benar memperhitungkan risiko yang terjadi ketika ada mobilitas warga dalam jumlah cukup besar.

Apalagi banyak daerah yang masih memiliki keterbatasan sarana dan prasarana di rumah sakit serta dokter dan tenaga medis.

Antisipasi ini menjadi penting untuk dilakukan mengingat momen libur panjang biasanya diikuti oleh penambahan jumlah pasien, baik di RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet maupun rumah sakit seluruh Indonesia.

Ketika pasien di rumah sakit bertambah, data menunjukkan selalu diikuti oleh angka kematian yang relatif tinggi dan akhirnya berdampak pada dokter yang merawat dan tenaga kesehatan lainnya.

Khusus untuk Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran memang sudah menyiapkan hingga 10 ribu tempat tidur jika terjadi lonjakan kasus positif COVID-19 yang sangat tinggi, terutama usai arus balik Lebaran ini.

Jika konsistensi ini ada maka harapan Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto sebagaimana diungkapkan dalam pantunnya saat pencanangan HUT ke-494 DKI Jakarta Senin ini akan terwujud, hanya soal waktu, cepat atau lambat.

"Ke Kota Tua naik kereta, jangan lupa mampir ke Gondangdia, Selamat Ulang Tahun Kota Jakarta, maju kotanya bahagia warganya," ucap Uus dari beranda Museum Keramik Kota Tua, Jakarta Barat.

Agar potret tsunami COVID-19 India tidak terjadi di Indonesia, maka kesadaran kolektif setiap anak bangsa ini , khususnya Warga DKI dan sekitarnya untuk tetap konsisten mematuhi protokol kesehatan secara ketat mengingat pagebluk ini belum berakhir.

Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021