Jakarta (ANTARA News) - Juru bicara Kelompok Pakar Indonesia untuk Hubungan Indonesia-Malaysia, Musni Umar menyatakan, Pemerintah Malaysia hendaknya memberikan penjelasan yang memadai kepada publik Indonesia setiap insiden yang melibatkan kedua negara.

"(Insiden) itu sesungguhnya harus dijelaskan oleh pihak Malaysia kepada Indonesia, bagaimana versi mereka," kata Musni Umar di Jakarta, Selasa.

Musni Umar menyayangkan sikap diam yang dilakukan Pemerintah Malaysia atas setiap insiden yang melibatkan kedua negara.

Menurut dia, sikap diam itu memberikan kesan pembiaran yang hanya akan menimbulkan kesan negatif Malaysia di mata publik Indonesia.

"Saya kira (mungkin) karena sistem kerajaan, maka diplomat Malaysia khawatir berbicara terbuka, ...tapi hal itu tidak cocok bagi Indonesia yang saat ini serba terbuka," katanya.

Karena itu, lanjut dia, untuk memperbaiki hubungan kedua negara dan menghindari munculnya sentimen negatif, hendaknya pola pendekatan dalam hubungan kedua negara harus diubah.

Ia mengatakan, secara khusus telah menyampaikan masukan itu kepada Pemerintah Malaysia.

Musni mengatakan, dengan adanya penjelasan dari Malaysia, maka selain diperoleh informasi yang seimbang juga menunjukkan kepedulian.

Sosiolog itu juga menilai, hubungan kedua negara saat ini telah mencapai taraf yang mengkhawatirkan.

Ia merujuk sejumlah jajak pendapat yang dilakukan oleh berbagai pihak di Indonesia yang menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia menilai Malaysia sebagai negara yang paling tidak bersahabat dengan Indonesia.

Karena itu, menurut Musni, perlu ditingkatkan dialog dan silaturahmi antara kedua negara, tidak hanya di tingkat pemerintah namun juga masyarakat, untuk menjembatani perbedaan cara pandang.

EPG Indonesia-Malaysia diresmikan pada 7 Juli 2008, yang merupakan wujud hasil pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi di Putrajaya, Malaysia, 11 Januari 2008, untuk menyepakati pembentukan EPG.

EPG beranggotakan tujuh orang dari masing-masing negara dengan tugas membahas masalah peka, yang berkembang di masyarakat kedua negara itu, yang hasilnya disampaikan kepada pemerintah masing-masing untuk menjadi sumbangan pemikiran bagi peningkatan hubungan kedua negara tersebut.

Anggota EPG Indonesia terdiri atas Try Sutrisno, Quraish Shihab, Des Alwi, Musni Umar, Pudentia MPSS dan Wahyuni Bahar. Perutusan Malaysia beranggota Tun Musa Hitam, Tan Sri Dato Seri Mohd Zahidi Haji Zainuddin, Tan Sri Khoo Kay Kim, Tan Sri Abdul Halim Ali, Tan Sri Amar Haji Hamid Bugo, Datuk Syed Ali Tawfik Al-Attas dan Datuk Seri Panglima Joseph Pairin Kitingan.(*)
(T.G003/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010