Singapura (ANTARA News) - Indonesia membidik sedikitnya 1,5 juta wisatawan asal Singapura untuk melancong ke tanah air sampai dengan tutup tahun ini.

"Tahun ini kami menargetkan kunjungan turis Singapura ke Indonesia mencapai 1,5 juta orang," kata Deputi Direktur Wilayah ASEAN Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), Chrismiastutie, di Singapura, Rabu.

Ia mengatakan, sampai saat ini Singapura masih menjadi target utama pasar pariwisata Indonesia bahkan menempati posisi teratas.

Tercatat dalam beberapa tahun terakhir kontribusi Negeri Merlion terhadap sektor pariwisata Indonesia lumayan besar dengan rata-rata lebih dari satu juta wisatawan per tahun.

Pada 2009, jumlah turis Singapura yang melancong ke Indonesia mencapai 1.272.682 orang dengan total devisa 767,29 juta dolar AS.

Pada 2010, pihaknya menargetkan turis Singapura ke Indonesia mencapai 1,5 juta orang.

"Kami akan `maintain` pasar Singapura dengan melakukan promosi langsung dan berpartisipasi dalam `event` pameran wisata Natas yang digelar rutin dua kali setahun," kata Chrismiastutie.

Pihaknya melakukan promosi wisata ke Singapura beberapa kali dalam setahun dalam berbagai bentuk promosi di antaranya dalam Natas, ITB Asia, Sales Mission, The Expat Expo (Suntec), Asean Indonesia Festival, Asia Diving Expo, Cruise Shipping Asia hingga berpameran di Takasimaya Orchard Road yang dimotori oleh KBRI.

Ia menambahkan, karakteristik wisatawan Singapura cenderung menyukai wisata "leisure" sehingga Batam, Jakarta, Bali, Surabaya, Medan, dan Padang masih merupakan tujuan utama mereka.

Produk wisata yang paling diminati wisatawan Singapura di antaranya MICE, belanja, golf, spa, wisata petualangan, resor, "wild life", "heritage", dan "surving".

"Banyak anak muda Singapura saat `week end` menghabiskan waktu di Batam hanya untuk makan malam kemudian kembali ke negaranya," katanya.

Fakta itu membuat pihaknya harus makin bekerja keras untuk memelihara pasar dan meningkatkan jumlah kunjungan mereka.

Apalagi, menurut Chris, masyarakat Singapura sedang mengalami perubahan paradigma berwisata dari yang semula "long haul" atau perjalanan panjang misalnya ke Eropa dan Amerika menjadi "short haul".

"Dan Indonesia harus mampu mengambil peluang itu," demikian Chrismiastutie. (H016/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010