Bandung (ANTARA News) - Mata kuliah pilihan pendidikan antikorupsi diadakan di Gedung Kuliah Umum Aula Timur Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Kamis, menghadirkan Mulyono Prakoso dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Sekitar 75 mahasiswa berbagai jurusan di ITB, mengikuti mata kuliah pilihan baru Pendidikan Antikorupsi yang telah berjalan selama tiga semester.

Aryo Prawoto Wibowo selaku kordinator mata kuliah tersebut mengatakan, teramat penting melakukan pencegahan korupsi yang dimulai pada insan-insan terdidik seperti pada mahasiswa umumnya.

Kurikulum pendidikan antikorupsi merupakan mata kuliah yang tergolong langka di Indonesia, dari seluruh universitas di Indonesia, ITB dan universitas Paramadina Jakarta yang baru menerapkan pola pendidikan formal antikorupsi sebagai mata kuliah pilihan dengan jumlah beban mata kuliah dua satuan kredit semester (SKS).

Sementara itu, Mulyono Prakoso, menyambut baik dengan diundangnya dia untum memberikan mata kuliah tersebut, karena dari sini dia berharap generasi-generasi muda terpilih ini akan menjadi pendongkrak babak baru terhadap Indonesia yang akan bebas korupsi di masa yang akan datang.

Ditanya mengenai sektor korupsi di Kota Bandung, Mulyono mengatakan, pada tahun 2008 Kota Bandung dari 50 kota merupakan kota kedua terendah korupsinya, artinya Kota Bandung dapat diacungi jempol pada tingkat kejujurannya.

Namun anehnya pada tahun 2010 kondisi berubah menjadi 180 derajat, karena Kota Bandung kini telah menduduki peringkat tiga teratas dalam permasalahan korupsi. Dalam hal ini KPK sebagai `Public Eyes` tidak sendirian, karena pada perjuangan yang dilakukannya dalam pemberantasan korupsi KPK juga bekerja sama dengan Anti Corruption and Transparancy Task Force dan lembaga lain seperti FBI.

Dari sinilah `public campaign dan education program`, seharusnya mulai bergerak untuk memberantas korupsi, selain itu penanaman integritas dalam keluarga juga penting untuk diperhatikan. Terkait dengan peranan mahasiswa yang mendasar, pada pembenahan korupsi di Indonesia cukup dengan kampanye mahasiswa tidak menyontek, tidak membohongi orang tua, tidak memeras junior, dan melakukan berbagai acara yang dapat mengkampanyekan gerakan antikorupsi secara cerdas dan terdidik.
(T.ANT-155/Y008/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010