Tegal (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kota Tegal mencatat sejak Januari hingga Agustus 2010 lima anak dan satu orang dewasa meninggal karena terkena demam berdarah dengue

Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Dinas kesehatan Kota Tegal, Imam Sahadat, di Tegal, Kamis, mengatakan, lima anak yang meninggal tersebut usianya di bawah 10 tahun yang merupakan usia rentan terserang DBD

"Kelima anak yang meninggal itu yakni tiga anak usia di bawah lima tahun, dan dua anak di bawah sepuluh tahun. Itu usia rentan terserang DBD," katanya.

Data tersebut, katanya, bisa dijadikan acuan awal untuk mengamankan anak dari gigitan nyamuk "aides aegypti" yang menyebabkan DBD itu.

Dia mengatakan, hingga Agustus 2010 tercatat 279 orang terserang demam berdarah, sedangkan pada 2009 sebanyak 227 orang.

"Sehingga dipastikan ada peningkatan penderita di Tegal selama tahun ini," katanya.

Menurut dia, jumlah penderita DBD tersebut termasuk tinggi.

Ia menjelaskan, sesuai standar Kementerian Kesehatan, sebesar 9 per 10.000 orang yaitu dari 10.000 orang, maksimal yang terkena hanya sembilan orang, tetapi kenyataan di masyarakat perbandingannya sudah 11 per 10.000 dengan jumlah kematian enam oarang.

Dia menjelaskan, penderita DBD terbanyak di Kecamtan Tegal Timur sebanyak 106 orang, sedangkan kecamatan yang sedikit terserang adalah Kecamatan Margadana yaitu 34 orang.

Ia mengatakan, kelurahan yang paling banyak terkena di Panggung yaitu 37 orang dan ada satu kelurahan yang warganya belum pernah terkena DBD yaitu Cabawan.

Pemerintah, katanya, sebenarnya telah berupaya menekan angka penderita DBD yaitu dengan penyempotan sarang nyamuk, memberikan penyuluhan dan pemantauan lingkungan rawan terserang DBD.

Langkah tersebut, katanya, tidak ada hasilnya tanpa kerjasama dengan masyrakat.

Dia engimbau kepada masyarakat untuk sadar atas kebersihan lingkungan karena tanpa kesadaran dan tanggung jawab bersama, mustahil DBD di Kota Tegal bisa diberantas.

Lurah Panggung, Zainal A. Mukti, mengatakan, faktor cuaca mempunyai peran terhadap penyebaran penyakit DBD, di samping kesadaran masyarakat yang terpenting untuk mencegah berkembangnya segala macam penyakit.

Dia mengatakan warganya sering mengadakan bersih lingkungan, setiap dua minggu sekali.

"Apabila warga Panggung banyak yang terserang DBD, itu mungkin tergigitnya di lingkungan lain, karena kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan di sini cukup baik," katanya. (ANT-235/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010