Kupang (ANTARA News) - Kamar mandi, ruangan makan dan bahkan ruangan sholat di Rumah Detensi Imigrasi Kupang, Nusa Tenggara Timur, disulap menjadi ruang tahanan.

Ini semua terjadi karena 11 blok yang ada tidak cukup untuk menampung sekitar 129 tahanan imigran gelap. kata Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kupang I Gusti Ngurah Rai, di Kupang, Jumat.

Ia mengatakan, di lembaga ini ada sekitar 12 kamar mandi dan terpaksa digunakan untuk menampung sebagian tahanan imigran gelap yang ada.

Ia menyebut Rudenim Kupang idealnya menampung hanya maksimal 66 orang, dengan setiap ruang layaknya dihuni hanya 5-6 orang.

Tetapi lanjutnya, hingga 27 Agustus imigran gelap yang ada mencapai 129 orang, sehingga setiap ruangan terpaksa dihuni 12-14 orang tahanan.

Kebijakan ini, lanjutnya, terpaksa diambil untuk dapat menampung semua tahanan, meskipun tidak layak dan bahkan tidak manusiawi, tetapi itulah kenyataan yang ada.

"Banyak pihak pasti tidak setuju dengan hal ini, tetapi itulah yang bisa dilakukan untuk menampung para pencari suaka yang dalam perjalanannya ke Australia melewati perairan Indonesia tidak dilengkapi dengan dokumen resmi dan lengkap," katanya.

Ia mengakui jumlah tahanan imigran gelap dari hari ke hari semakin bertambah banyak, karena letak wilayah ini berbatasan langsung dengan Australia, sehingga memudahkan orang untuk menyeberang hanya menggunakan perahu.

Dia mengatakan telah mengajukan permohonan bahkan perencanaan ke Dirjen Keimigrasian Kementeritan Hukum dan HAM (KemenKumHam), terkait dengan keterbatasan tersebut, namun hingaa saat ini belum ada jawaban karena keterbatasan anggaran.
(ANT-084/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010