Bandarlampung (ANTARA News) - Krisis listrik akibat terhentinya pasokan dari Sistem Interkoneksi Sumatera menyebabkan jaringan listrik sebagian wilayah Lampung padam selama 22 jam.

"Listrik padam di sepanjang Kecamatan Sukarame hingga sebagian Sukabumi selama 22 jam sejak pukul tiga sore pada Kamis (26/8)," kata salah seorang warga yang tinggal di Kecamatan Sukarame Bandarlampung, Andi (33), di Bandarlampung Jumat.

Dia mengatakan, listrik baru dapat menyala siang menjelang shalat Jumat, dan pemadaman dalam jangka waktu yang lama tersebut diakui mengganggu kekhusukan ibadah Ramadhan warga.

"Sebagian warga tidak dapat menyalakan peralatan memasak nasi mereka untuk santap sahur, selain itu, shalat tarawih berlangsung tanpa pengeras suara," kata dia.

Sementara itu pemadaman listrik selama 22 jam pada sebagian wilayah kota Bandarlampung diakui oleh PLN Wilayah Lampung sebagai pemadaman tanpa direncanakan.

"Pemadaman itu bukan disebabkan oleh adanya pemeliharaan pada instalasi pembangkit PLN, tetapi karena memang ada kerusakan," kata Kepala Humas PLN Wilayah Lampung, Sumargo.

Dia menjelaskan bahwa pasokan listrik dari Sistem Interkoneksi Sumatera terputus akibat gangguan penghantar pada jaringan antara Bukit Kemuning hingga Baturaja.

Pasokan Sistem Interkoneksi Sumatera per harinya, kata dia, mencapai 160 hingga 200 megawat karena pasokan listrik dari sejumlah pembangkit lokal tidak mampu mencukupi kebutuhan listrik saat beban puncak.

"Saat ini kerusakan sudah teratasi dan pasokan listrik sudah kembali normal," kata dia.

Kebutuhan listrik untuk wilayah Lampung saat beban puncak antara pukul 17.00 hingga 22.00 WIB mencapai 450 megawat.

Empat pembangkit listrik di Lampung, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Way Besai di Lampung Barat, PLTA Batutegi di Tanggamus, Pembangkit Listrik Tenaga Uap Tarahan Lampung Selatan, dan sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Diesel, hanya mampu menghasilkan listrik 320 Megawat.

PLTA Way Besai menghasilkan pasokan listrik sebesar 70 megawat, PLTD sebanyak 28 Megawat, dan PLTU Tarahan 2 x 100 megawat.

Sementara itu PLTA Batutegi sepanjang 2010 tidak lagi mampu menghasilkan pasokan listrik, akibat volume air pada bendungan yang tidak mencapai jumlah minimal untuk menghasilkan listrik.

(ANT-046/E001/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010