Lombok Barat (ANTARA News) - Surat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Tun Najib Razak mengenai ajakan damai menyelesaikan kemelut akhir-akhir ini bukan cara tepat berdiplomasi, kata Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan.

"Surat SBY yang dikirimkan Jumat (27/8) itu dapat melukai perasaan bangsa yang sejauh ini sering diperlakukan rendah oleh Malaysia," kata Syahganda melalui surat elektronik dari Jakarta, Sabtu.

Mantan Direktur Eksekutif Cides (Centre for Information and Development Studies) itu mengatakan, seharusnya SBY tidak serta merta mengirim ajakan berdamai karena bangsa Indonesia tidak bersalah kepada Malaysia.

"Apalagi Indonesia merupakan negara besar sehingga Presiden SBY tidak patut melakukannya itu, " kata kandidat doktor ilmu kesejahteraan sosial Universitas Indonesia.

Dengan surat tersebut, kata Syahganda, Malaysia bukan malah menghargai Indonesia di panggung internasional ataupun dalam hubungan kedua negara tetapi sebaliknya akan semakin memandang enteng Indonesia.

Sikap yang dilakukan SBY melalui surat itu, katanya, tidak berpatokan pada semangat diplomasi yang menjunjung kemartabatan bangsa.

"Dengan begitu kesannya kita bangsa yang suka mengalah padahal ada falsafah tidak ada kamus mengalah jika martabat bangsa yang diganggu," katanya.

Menurut Syahganda, jika SBY tidak sanggup mengambil langkah berani atau tegas menghadapi perilaku politik Malaysia yang ugal-ugalan pada Indonesia, seharusnya presiden berkonsultasi dengan DPR untuk disepakati cara tepat dalam berdiplomasi.

(B009/Y003/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010