Singaraja (ANTARA News) - Bentrokan antar banjar di wilayah Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali, Minggu, bermula dari konser menghadirkan artis Jakarta Bondan Prakoso di lapangan Seririt.

Berdasarkan keterangan Kapolsek Seririt AKP Wayan Wetem, tiga orang, yakni Ketut Suartama (16) dan Bagio (18) dari Banjar Pala serta Bahrun (23) asal Banjar Kauman, sempat menjalani pemeriksaan sebelum penandatanganan surat perdamaian antara kedua banjar tersebut.

Dikatakan, permasalahan dipicu saat aksi saling dorong berlangsung antara Suartama dan Bahrun ketika hentakan musik kelompok Bondan Prakoso sedang berlangsung di lapangan yang jaraknya sekitar satu kilometer sebelah timur Desa Pengastulan.

Dari keterangan Wetem, kedua pemuda tersebut akhirnya didamaikan oleh Bagio yang tidak lain adalah rekan sekampungnya Suartama dan ikut menyaksikan pementasan artis ibu kota tersebut.

Tapi, lanjutnya, perdamaian tersebut ternyata berlangsung di lapangan Seririt saja, imbuh Wetem menegaskan awal mula kejadian tersebut.

Karena setelah Suartama dan Bagio pulang, ternyata keduanya merencanakan penghadangan di Banjar Pala terhadap Burhan yang akhirnya menyebabkan Burhan lari dan memanggil rekan sekampungnya untuk melakukan pembalasan atas aksi dua pemuda banjar tetangganya.

Karena terjadi pelemparan, akhirnya kejadian tersebut memancing emosi kaum tua dari kedua banjar yang masih masuk dalam kawasan Desa Pengastulan.

"Berdasarkan perintah Kapolres dan Dandim termasuk pejabat Kantor Kementerian Agama Kabupaten Buleleng serta pihak Muspika setempat, permasalahan tersebut akhirnya kita upayakan dengan cara musyawarah kekeluargaan dan penandatanganan kesepakatan damai," papar Wetem.

Hal senada juga diungkapkan Kepala Badan Kesbanglinmas Pemkab Buleleng Nengah Widiana Santosa saat mewakili Bupati Buleleng dalam acara mediasi di Polsek Seririt.

"Ini adalah permasalahan anak muda dan jangan sampai melebar sehingga merugikan banyak pihak termasuk pemerintahan daerah serta aparat berwajib. Ini bisa merugikan daerah jika kondisinya terus meruncing. Bisa menghambat pembangunan kita," kata Widiana.

Ditambahkan, kedua belah pihak melalui kepala banjar diharapkan mencatat jumlah kerugian yang akan dilaporkannya ke Bupati Buleleng untuk mendapatkan tindaklanjut.(*)

(ANT-200/T007/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010