Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta dalam perdagangan sesi Selasa siang masih terkoreksi karena pelaku masih melepas mata uang Indonesia itu , sebab kebutuhan dolar oleh pelaku usaha cukup besar.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun 30 poin menjadi Rp9.035-Rp9.045 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.005-Rp9.015.

Analis PT Firsta Asia Capital, Irfan Kurniawan, mengatakan bahwa rupiah masih terpuruk karena menjelang akhir bulan ini pelaku bisnis membutuhkan dolar untuk membayar utangnya.

"Kami memperkirakan rupiah masih terkoreksi namun penurunannya tidak setajam dibanding hari sebelumnya, " kata Irfan Kurniawan.

Pelaku pasar khususnya asing terus melepas rupiah, karena kekhawatiran mereka terhadap ekonomi global yang masih belum pasti tumbuhnya.

Rupiah, menurut Irfan Kurniawan, pada Selasa sore masih bisa terkoreksi, karena faktor negatif pasar masih kuat.

"Kami memperkirakan rupiah masih melemah, dengan posisi terus mendekati angka Rp9.050 per dolar," ucapnya.

Pelaku pasar saat ini aktif melepas rupiah, karena mereka mengindahkan membaiknya pasar Hong Kong dan Jepang, katanya.

Ia juga mengatakan, posisi rupiah yang melemah saat ini sepertinya memang diarahkan kesana sesuai dengan keinginan pemerintah agar mata uang lokal itu berada di atas Rp9.000 per dolar.

Karena rupiah di level tersebut akan mendorong produk Indonesia di pasar ekspor lebih berdaya saing. Pemerintah sendiri telah mematok nilai tukar rupiah pada 2010 sebesar Rp9.200 per dolar.

"Jadi rupiah yang masih di bawah angka Rp9.100 per dolar dinilai masih cukup baik," ucap Irfan Kurniawan.
(T.H-CS/A011/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010