Jakarta (ANTARA News) - Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan Menteri Perdagangan Mari E Pangestu menyatakan bahwa stok gula hingga akhir tahun masih cukup, sehingga gula impor baru akan masuk sekitar Januari hingga April 2011.

"Meskipun rendemen tebu turun pada akhir tahun ini, namun kita tetap memiliki stok cukup. Kita berlebih sekitar 600 ribu ton pada angka bawah dan atasnya satu juta ton," kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa di Kantor Menko Perekonomian Jakarta, Rabu.

Ia menyebutkan, pada periode Januari hingga Mei, Indonesia tidak berada dalam periode masa giling tebu sehingga memerlukan tambahan stok gula. "Kita harus tambah stok. Kalau kebutuhannya 12 kg per kapita dan penduduk 237 juta, kita ada tambahan sebesar itu," katanya.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Mari E Pangestu mengatakan, saat ini pemerintah tengah menghitung berapa jumlah persis gula yang akan diimpor. "Ini akan diproses secepatnya sehingga ada waktu untuk memproses impor," katanya.

Ia menyebutkan, diperlukan waktu sekitar dua bulan untuk melakukan proses impor sehingga diharapkan pada Januari hingga April, gula impor sudah bisa masuk. "Ini akan kita finalisasi dalam satu minggu atau dua minggu ini," katanya.

Mengenai stok kebutuhan pokok lain menjelang lebaran ini, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, seluruh kebutuhan pokok penting, berada dalam posisi aman.

Ia menyebutkan, kecenderungan harga beberapa komoditas turun, kecuali tiga komoditas yaitu beras, daging sapi, dan gula. "Tiga komoditas ini kita amati terus dan diupayakan penurunan termasuk upaya yang dilakukan BUMN dengan pasar murah," katanya.

Ia menyebutkan, sampai dengan Agustus dan September ini masih ada panen padi dari lahan seluas dua juta ha yang akan menambah stok sekitar dua juta ton gabah.
(A039/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010