Talooqan, Afghanistan (ANTARA News/Reuters) - Serangan udara yang diduga dilakukan pasukan asing menewaskan enam pekerja kampanye pemilihan umum di wilayah utara Afghanistan, Kamis, kata seorang juru bicara pemerintah.

Pasukan pimpinan NATO menyatakan masih menyelidiki insiden tersebut.

Serangan Kamis itu terjadi di distrik Rostaq di provinsi Takhar, di wilayah utara dekat Tajikistan, kata seorang juru bicara

gubernur. Provinsi itu merupakan wilayah yang relatif damai, tidak seperti daerah-daerah selatan dan timur dimana gerilyawan Taliban paling aktif.

Juru bicara Faiz Mohammad Tawhidi mengatakan bahwa calon anggota parlemen Abdul Wahid dan beberapa pendukungnya cedera dalam serangan udara tersebut, yang kata Tawhidi melibatkan dua helikopter dan dua pesawat.

"Enam juru kampanyenya tewas dalam serangan udara itu," kata Tawhidi.

Ia menambahkan bahwa jumlah korban mungkin meningkat dan ia diberi tahu mengenai serangan itu oleh aparat-aparat keamanan.

Seorang juru bicara Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO mengatakan, penyelidikan masih dilakukan mengenai insiden tersebut.

"Kami mengetahui tuduhan-tuduhan itu dan kami masih menyelidiki operasi yang berlangsung di daerah tersebut," kata juru bicara itu.

Tidak ada pasukan asing yang ditempatkan di Takhar, menurut peta distribusi pasukan ISAF (www.isaf.nato.int), namun satuan-satuan Jerman berpangkalan di Kunduz di arah barat dan di Badakhshan di arah timur.

Pada September lalu, serangan udara AS yang diminta oleh pasukan Jerman menewaskan puluhan orang di Kunduz, sedikitnya 30 orang dari mereka warga sipil. Serangan itu mengarah pada pengunduran diri menteri pertahanan Jerman.

Afghanistan akan melaksanakan pemilihan parlemen yang kedua pasca penggulingan Taliban pada 18 September di tengah kekhawatiran mengenai serangan-serangan.

Sejumlah serangan Taliban akhir-akhir ini ditujukan pada para calon wakil rakyat dan orang-orang yang terlibat dalam pemilihan umum parlemen.

Prajurit asing yang tewas di Afghanistan akibat serangan Taliban juga semakin banyak.

Jumlah prajurit asing yang tewas di Afghanistan tahun ini sudah melampaui 470, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situs icasualties.org.

Korban-korban asing terakhir berjatuhan setelah Jendral AS David Petraeus pada 4 Juli mulai memegang komando atas 140.000 prajurit AS dan ISAF di Afghanistan, menggantikan Jendral AS Stanley McChrystal, yang dipecat karena pembangkangan.

Sekitar 10.000 prajurit lagi ditempatkan di Afghanistan pada Agustus sebagai bagian dari rencana untuk meningkatkan tekanan terhadap gerilyawan, khususnya di provinsi-provinsi wilayah selatan, Helmand dan Kandahar.

Para komandan NATO telah memperingatkan negara-negara Barat agar siap menghadapi jatuhnya korban karena mereka sedang melaksanakan strategi untuk mengakhiri perang lebih dari delapan tahun di negara itu.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO mencakup puluhan ribu prajurit yang berasal dari 43 negara, yang bertujuan memulihkan demokrasi, keamanan dan membangun kembali Afghanistan, namun kini masih berusaha memadamkan pemberontakan Taliban dan sekutunya.

Kekerasan di Afghanistan mencapai tingkat tertinggi dalam perang hampir sembilan tahun dengan gerilyawan Taliban, yang memperluas pemberontakan dari wilayah selatan dan timur negara itu ke ibukota dan daerah-daerah yang sebelumnya damai.

Sekitar 520 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.

Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer.(*)

(Uu.M014/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010