Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Hatta Rajasa, mengatakan bahwa salah satu upaya mengantisipasi defisit neraca perdagangan terutama sektor migas adalah dengan membangun refinary (pengolah) sendiri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

"Penggunaan BBM kita ini kan meningkat, dan sebagian besar masih diimpor. Ini yang membuat kita berpikir ke depan tidak boleh seperti itu. Sudah harus dibangun sendiri refinary untuk kebutuhan dalam negeri," kata Hatta di Gedung Kantor Menko Perekonomian Jakarta, Jumat.

Ia menyebutkan, pembangunan refinary atau kilang minyak menjadi kebutuhan mendesak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga dapat mengurangi impor.

"Itu menjadi vital, sangat penting, walaupun tidak terhindarkan bahwa crude oil akan impor juga karena sebagian sudah kita ekspor," katanya.

Hatta menyebutkan, saat ini sudah ada roadmap untuk pembangunan kilang. Pembangunan kilang itu direncanakan di sejumlah daerah seperti Jawa Timur.

"Itu masuk dalam agenda jangka menengah, tidak bisa selesai dalam waktu dekat, tapi paling tidak pembangunan sudah harus dimulai," katanya.

Sebelumnya BPS mencatat bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2010 mengalami defisit sebesar 128,7 juta dolar AS. Penyumbang terbesar defisit berada di sektor migas. Namun secara kumulatif neraca perdagangan RI selama Januari hingga Juli masih surplus yaitu mencapai 9,46 miliar dolar AS.

"Saya akan tanya kepada Menteri ESDM, impor migas ini dalam bentuk apa saja. Dalam bulan Juli kemarin kemungkinan impornya memang tinggi," kata Hatta.

Sementara itu menanggapi sektor non migas juga mengalami kecenderungan meningkat termasuk 12 negara utama, Hatta mengatakan, pihaknya sedang menganalisis dan akan meminta laporan dari Menteri Perdagangan. "Kita harus meningkatkan apa yang bisa disubstitusi dari dalam negeri," katanya.

Sementara itu ketika ditanya apakah asumsi dalam APBNP 2010 khususnya inflasi masih relevan, Hatta mengatakan, APBNP menetapkan asumsi defisit sebesar 5,3 persen, sementara realisasi hingga Agustus baru mencapai 4,8 persen.

"Kalau kita lihat secara keseluruhan, kita masih optimis laju inflasi 2010 akan berada pada lima plus minus satu persen," kata Hatta.
(T.A039/S004/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010