Liwa, Lampung Barat (ANTARA News) - Jalur lintas barat (Jalinbar) rawan diselimuti kabut tebal, terutama ketika curah hujan tinggi di Lampung Barat, kabut acap kali nyaris menutupi pandangan pengemudi.

"Jalur lintas barat kerap diselimuti kabut tebal, apalagi saat ini curah hujan tinggi, setiap hari jalur ini menjadi langganan serangan kabut," kata Kasat Lantas Polres Lampung Barat, Iptu Surono, di Liwa, Minggu.

Dia menjelaskan, kabut tebal kerap halangi pandangan pengendara.

"Kabut yang kerap terjadi di jalur lintas barat ini, kerap menghalangi pandangan pengendara yang melintas, selain itu bila pengendara tidak berhati hati maka kondisi ini akan berpotensi terjadinya kecelakaan lalu lintas," kata dia.

Dia mengatakan, jalur lintas barat minim rambu.

"Kondisi alam yang terjadi tidak diimbangi dengan fasilitas pendukung, dan sayangnya jalur ini sagat minim rambu jalan, sehingga saat terjadi kabut, maka akan berpeluang terjadi kecelakaan, karena nyaris jalan tidak terlihat," kata dia lagi.

Kemudian lanjut dia, pengemudi harus waspada saat melintas di jalur ini.

"Pengemudi harus berhati hati saat melintas di jalur negara, selain kondisi kendaraan dituntut baik, pengemudi juga harus waspada, pasalnya kabut sewaktu waktu datang, dan di himbau dapat berhenti sejenak, bila kondisi kabut hanya memilki jarak pandang yang minim," katanya.

Kondisi alam yang mayoritas hutan, membuat jalur lintas barat kerap menjadi langganan kabut, apalagi saat ini curah hujan di Lmapung Barat tinggi, pemicu terjadinya kabut tersebut.

Kabut yang kerap terjadi, membuat pengendara kesulitan mematau jalan, pasalnya dijalur ini, sangat minim rambu, sehingga kondisi ini berpeluang terjadinya kecelakaan.

Saat kabut terjadi, banyak dari kendaran yang melintas berhenti, pasalnya kabut tersebut hanya memiliki jarak pandang tidak kurang dari 50 Centimeter.

Sepanjang jalur lintas negara memasuki Kabupaten Lampung Barat, menjadi langganan serangan kabut tebal, apalagi saat melintas di malam hari kabut tersebut kerap terjadi.

Dimusim mudik seperti ini, pengendara disarakan untuk melakukan mudik pada pagi hari, sebab pemudik akan terhindar dari kabut tebal.

"Saya berharap pengemudi dapat memahami kondisi jalur lintas barat, dan yang harus diperhatikan pengendara yakni kondisi kendaraan, sehingga bila kabut terjadi, pengendara dapat mengatasi dengan baik, dan ancaman kecelakaan lalu lintas dapat di cegah," kata Surono lagi.

Sementara itu, pengendara yang berasal dai Bandarlampung, Marhakim (37) mengatakan, menghindari melintas pada sore dan malam hari.

"Saya menghindari melintas di jalur ini sore dan malam hari, pasalnya diwaktu tersebut, kabut kerap menjadi langganan datang, dan pagi dipilih, karena kabut jarang terjadi," kata dia.

Di mengatakan, trauma melintas di jalur lintas barat saat terjadi kabut.

"Saat kabut menyerang, biasanya saya berhenti terlebih dahulu, pasalnya saya pernah menjadi korban, kendaraan saya nyaris masuk jurang karena jalan sudah tidak terlihat, beruntung ada pembatas jalan sehingga kendaraan saya dapat terhenti," kata dia lagi.

Kemudian, kabut menjadi momok pengendara.

"Kabut di jalur lintas barat menjadi momok bagi sebagian besar pengendara, pasalnya kabut tersebut dapat berpotensi terjadinya kecelakaan di jalan lintas," katanya.

(ANT-049/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010