Jakarta (ANTARA) -- Kehadiran PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) di bumi nusantara menjadi harapan bagi terjaganya kelestarian negeri yang terdiri ribuan pulau indah dan lautnya yang luas.

Sayangnya laut dan daratan kita seringkali dipenuhi sampah dan limbah industri yang dibuang sembarangan tanpa memikirkan dampak kerusakan yang ditimbulkan.

Salahsatu contoh ada 86 perusahaan yang membuang limbah industrinya ke sungai Citarum. Sangat membahayakan bukan saja bagi ekosistem di sekitar daerah aliran sungai, tapi juga terhadap manusia yang memanfaatkan air sungai tersebut.

Untuk itulah PPLI hadir agar tak ada lagi perusakan lingkungan yang bersumber dari limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya), terutama dari kalangan industri di tanah air. Sejak 1994, PPLI terus menguatkan eksistensi dan kemampuannya menangani secara profesional limbah-limbah beracun dan berbahaya tersebut.

Setidaknya 300 ton limbah industri setiap harinya mampu diolah oleh perusahaan yang 95 persen sahamnya dikuasai DOWA Eco-System Co. Ltd. dari Jepang dan 5 persennya dikuasai Pemerintah Indonesia.

Saat ini PPLI berpusat di Klapanunggal, Bogor Jawa barat diatas lahan lebih dari 63 hektar. PPLI memiliki sejumlah depo di daerah-daerah strategis guna memudahkan pengumpulan limbah industri yang dikirimkan, diantaranya di Riau, Palembang, Batam, Cibitung, Banten, Sidoarjo Jawa timur, Lamongan Jawa Timur, dan Balikpapan Kalimantan Timur.

Hampir tiga dekade PPLI beroperasi, telah ratusan industri dengan ribuan perusahaan pelanggan mempercayakan limbahnya dikelola secara benar sesuai dengan peraturan oleh perusahaan PMA tersebut. Mulai dari industri minyak dan gas, pertambangan, pulp dan kertas, tekstil, plastik, kimia, mesin, logam, otomotif, elektronik, makanan dan minuman, industri kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik kesehatan serta perhotelan.

Sejumlah klien PPLI seperti Pertamina, Cevron, Unilever hingga rumah sakit memberikan apresiasinya atas kinerja PPLI dalam mengelola limbah yang mereka 'titipkan'.

Wakil Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, E.R.A Kustomi mengapreasiasi pengelolaan limbah B3 yang dilakukan PPLI. " Seluruh limbah medis yang dihasilkan sebagian di musnahkan dengan incenerator yang dimiliki rumah sakit, namun sebagian lagi di serahkan ke PPLI untuk dimusnahkan. Bahkan abu sisa pembakaran limbah medis yang dihasilkan dari incenerator kita kirim juga ke PPLI," ungkap pria yang akrab disapa Tomi tersebut.

Hal senada juga disampaikan pihak rumah sakit Azra Bogor, Hilda. " PPLI memang merupakan rekomendasi kementerian lingkungan hidup. Sudah lebih dari 5 tahun kita kirimkan limbah medis ke sana. Saya melihat langsung bagaimana kinerjanya," ujar wanita berhijab ini.

Dari PT Chevron Pacific Indonesia, Manager Operasi dan Lingkungan Hidup, Jannus menilai PPLI memiliki kredibilitas yang baik untuk mengelola limbah B3. " Komitmen compliance (kepatuhan dan ketaatan) benar-benar dipegang kuat. Reporting sebagai salahsatu yang di syaratkan Chevron juga dilakukan dengan baik," ungkap Jannus.

Diakui pihaknya sudah membandingkan dengan beberapa kompetitor PPLI dalam pengelolaan limbah B3. "PPLI masih yang terbaik. Kami sudah sejak 2012 mempercayakan pengelolaan limbah B3 nya kepada PPLI dan tidak beralih ke perusahaan limbah lainnya. Rata-rata 33 kontainer kita kirimkan limbah setiap bulannya," imbuhnya.

Unilever Indonesia juga menyampaikan kepuasannya atas kinerja PPLI dalam mengelola limbah yang dikirimkan pihaknya. "Excellent. Tingkat compliancenya one hundred percent," ujar manager HSE Unilever Oleochemical Indonesia, Oddy Sinaga.

Diakui Oddy saat ini PPLI masih yang terbaik di Indonesia. Pihaknya sudah mempercayakan pengelolaan limbahnya sejak Unilever Oleochemical Indonesia berdiri. "Sejak awal 2015 kita sudah sinergi," tandas Oddy.

Menanggapi apresiasi tersebut, manager Humas PPLI, Arum Pusposari mengaku pihaknya masih terus meningkatkan kemampuan mengelola limbah B3 di Indonesia. "Di usia 27 tahun ini kita masih terus mengembangkan diri makin profesional mengelola limbah industri baik B3 maupun non B3. Kami sedang menyiapkan teknologi Incinerator terbesar dan termodern di Indonesia. Saat ini masih tahap konstruksi. Semoga awal semester depan sudah bisa dioperasikan," ungkapnya.

Sedangkan di bidang kiprah sosialnya, Manager Program Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat PPLI, Ahmad Farid mengakui sudah lima kali meraih CSR award dari pemerintah. "Apresiasi ini tidak lantas membuat kami puas, kita terus meningkatkan kualitas perhatian kita kepada masyarakat dimana perusahaan kami berada," tandas Farid.

Sedangkan Manager K3LM/SHEQ PT PPLI, Sonny Kartika Bagus Dwi Nugraha menambahkan bahwa PPLI juga telah empat kali meraih penghargaan secara berturut-turut dari kementerian Ketenagakerjaan soal keselamatan kerja. "Sudah 4 kali berturut-turut kita mendapat apresiasi sebagai perusahaan dengan tingkat kecelakaan kerja nihil," ungkap Sonny bangga atas kemampuan perusahaan menekan angka kecelakaan kerja tersebut.

Selain sembilan penghargaan dari Gubernur Jawa Barat dan Kementerian Tenaga Kerja tersebut, PPLI juga meraih 12 penghargaan lainnya diantaranya dari Conocophilips, Chevron, dan Gubernur Jawa Timur sejak 2012 hingga 2020

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2021