Jakarta (ANTARA News) - PT Jasa Marga Tbk mengumumkan, pada puncak arus mudik mulai H-5 sampai dengan H1 (hari pertama Lebaran) Gerbang Tol Cikopo (Cikampek) akan dijadikan gerbang exit semua atau hanya melayani pembayaran tol saja.

"Sedang kendaraan dari arah timur yang akan masuk Tol Cikampek diharuskan melalui Kota Bukit Indah dan masuk tol melalui Gerbang Tol Kalihurip Selatan," kata Direktur Operasi PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Adityawarman saat dihubungi di Jakarta, Minggu.

Dengan demikian, lanjutnya, mulai H-4, dari KM 69 (u-turn) sampai dengan GT Cikopo, diberlakukan satu arah dan yang diperbolehkan melintasi ruas tersebut hanya kendaraan Golongan I saja. Untuk kendaraan besar seperti Bus AKAP atau truk diminta untuk keluar di Dawuan melalui GT Kalihurip Utara.

Adit menjelaskan, jumlah gardu yang disiapkan untuk melayani masyarakat yang akan mudik di gerbang tol ini sebanyak 16 gardu tol.

"Jumlah ini diharapkan mampu mempercepat pelayanan transaksi kami di gerbang ini," katanya.

Ia memperkirakan kendaraan yang akan melintas di gerbang ini pada saat puncak (7/9) akan meningkat sekitar 15 persen dibanding saat puncak tahun lalu. Pada tahun 2009, jumlah kendaraan yang melintas pada saat puncak sebanyak 40.540 kendaraan, sedang pada tahun 2010 ini diperkirakan akan mencapai 46.657 kendaraan.

"Padahal, pada saat normal, rata-rata kendaraan yang melintas di gerbang tol ini hanya sekitar 13 ribuan kendaraan per hari. Jadi, pada saat puncak ada peningkatan sekitar 250 persen dibanding pada saat normal," katanya.

Peningkatan volume lalulintas pada saat `puncak lebaran` yang melintas di gerbang-gerbang tol utama pada tahun ini diperkirakan akan mencapai 5,3 persen dibanding arus puncak tahun lalu. Pada 2009, jumlah kendaraan yang melintas pada saat puncak mencapai 442.404 kendaraan, sedang pada 2010 ini diperkirakan akan mencapai 465.688 kendaraan.

"Prosentase peningkatan terbesar akan terjadi di GT Sadang (Cipularang) yang mencapai 23 persen. Lalu diikuti oleh GT Plumbon 4 (17%) dan GT Cikopo (15%)," katanya.


Pengaturan Lalin

Jasa Marga, katanya, juga sudah menyiapkan beberapa skenario pengaturan lalu lintas yang akan diterapkan apabila terjadi antrian kendaraan di beberapa simpul kemacetan.

Skenario utama adalah menjadikan Gerbang Tol Cikampek sebagai GT exit semua pada saat terjadi antrian panjang misalnya sekitar 2 km di gerbang tol tersebut. Namun, apabila antrian sudah mencapai KM 70 maka akan diberlakukan satu arah dari KM 69 sampai dengan GT Cikampek.

Kemudian, apabila antrian kendaraan sudah mendekati KM 66 (Simpang Susun Dawuan), maka kendaraan yang akan ke Pantura dihimbau untuk masuk Tol Cipularang dan keluar di GT Sadang.

"Dari Sadang ini bisa lewat Subang yang selanjutnya bisa masuk ke Pantura," jelas Adit.

Bahkan, apabila terjadi kemacetan di jalan Pantura yang ke arah Cirebon, masyarakat bisa mudik melalui Tol Cipularang dan Padaleunyi. Setelah keluar di GT Cileunyi, perjalanan ke Cirebon bisa dilakukan dengan melewati Sumedang.

"Kami bekerjasama dengan Polwil Purwakarta," katanya.

Pengaturan lalin juga akan dilakukan di Simpang Susun Cikunir. Pada saat puncak, biasanya akan terjadi antrian panjang di GT Cikunir 5 yang ke arah Cikampek. Apabila antrian sudah mencapai sekitar dua km dari simpangan arah Cawang/Cikampek dan Cakung, maka pengguna jalan tol akan diberi leaflet yang berisi petunjuk untuk keluar di "off ramp" Kalimalang dan masuk tol lagi di GT Kalimalang 2.

"Leaflet ini juga dijadikan sebagai ?alat pembayaran? di ketika masuk di GT Kalimalang 2," ujar Adityawarman.

Selain melakukan skenario pengaturan lalu lintas, Jasa Marga juga menerapkan sistem jemput bola di gerbang tol entrance seperti GT Pondok Gede Timur. Apabila terjadi antrian panjang di gerbang tol ini, maka sudah disiapkan petugas khusus yang akan membagikan kartu tanda masuk kepada pengguna jalan tol yang sedang antri. (E008/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010