Kuala Lumpur (ANTARA News) - Malaysia berjanji akan mengubah SOP (standard operating procedure) penahanan aparat keamanan Indonesia serta tidak akan menerapkan pemborgolan dan penggunaan baju tahanan.

"Dalam insiden penahanan tiga staf kementerian kelautan dan perikanan, kami sudah menerapkan SOP kepolisian Malaysia. Namun pada masa mendatang, SOP itu akan dilonggarkan. Tidak akan ada lagi perlakuan seperti itu terhadap pegawai Indonesia," kata Menlu Malaysia Anifah Aman dalam jumpa pers bersama dengan Menlu RI Marty Natalegawa di Kota Kinabalu, Senin.

Menlu Marty Natalegawa memimpin delegasi Indonesia bertemu dengan delegasi Malaysia yang dipimpin Menlu Anifah Aman dalam pertemuan JCBC (joint commission for bilateral cooperation) RI-Malaysia di Kota Kinabalu, Sabah, terkait dengan insiden perairan Bintan pada 13 Agustus 2010 dan penahanan tujuh nelayan Malaysia oleh aparat keamanan Indonesia dan penahanan tiga staf KKP oleh aparat keamanan Malaysia.

Anifah membantah pemberitaan media massa bahwa tiga staf KKP itu telah diperlakukan buruk. "Kami telah memperlakukan mereka dengan baik. Dan kami berjanji tidak akan memborgol dan mengenakan pakaian tahanan kepada petugas atau aparat keamanan Indonesia jika ditahan pada masa mendatang," janji dia.

Ketika ditanya wartawan apakah kesalahan atau kejahatan yang dilakukan tiga staf KKP sehingga mereka diborgol, dijebloskan ke penjara dan dikenakan baju tahanan, Menlu Anifah tidak menjawab dengan jelas apa kesalahan ketiga petugas KKP sehingga mereka diborgol dan dijebloskan ke penjara.

Menlu Malaysia itu juga tidak minta maaf kepada pemerintah dan rakyat Indonesia. Dia hanya berjanji tidak akan mengulangi lagi kejadian serupa di masa mendatang.

Kedua Menlu mengatakan insiden di perairan Bintan tanggal 13 Agustus 2010 di mana Indonesia menahan tujuh nelayan Malaysia dan Malaysia menahan tiga staf KKP Indonesia, telah menjadi pelajaran dan bertekad akan membuat SOP baru dan ROE (rules of engagement) sehingga kejadian tersebut tidak terulang kembali.

"Pertemuan ini berlangsung cukup produktif. Kedua belah pihak mengedepankan upaya diplomasi dan perundingan dalam mengatasi berbagai perkembangan terakhir ini," kata Marty.

Menlu RI Marty Natalegawa dan Menlu Anifah Aman memulai perundingan empat mata mulai pukul 15.00 hingga 16.00, kemudian dilanjutkan dengan pertemuan bersama kedua delegasi negara bertetangga dan serumpun itu hingga pukul 17.15 waktu setempat.Setelah itu, kedua Menlu mengadakan jumpa pers bersama.
(A029/H-KWR)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010