Karimun, Kepri (ANTARA News) - Seniman musik khas Melayu ``ghazal`` Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau Djakfar Sirat meminta pertikaian perbatasan antara Indonesia-Malaysia diselesaikan secara damai dengan menjiwai semangat bangsa serumpun yang mempunyai kesamaan budaya.

``Kami yakin pertikaian politik Indonesia-Malaysia bisa diselesaikan tanpa peperangan jika kedua belah pihak sama-sama memahami makna keserumpunan yang terjalin turun temurun,`` kata Djakfar di Tanjung Balai Karimun, Senin.

Menurut Djakfar, Indonesia dan Malaysia memiliki kesamaan seni budaya yang menjadi perekat hubungan generasi ke generasi.

``Seni budaya mengandung pesan perdamaian. Seseorang seniman menolak pertikaian yang dapat merenggangkan tali silaturrahmi,`` ujarnya.

Ia menuturkan, seni musik ghazal mengajarkan perdamaian. Kesenian ini berkembang pesat di kalangan masyarakat Melayu Malaysia maupun Kepulauan Riau, termasuk Karimun yang berbatasan langsung dengan negeri jiran itu.

Interaksi sosial melalui musik ghazal makin mempererat hubungan sesama negara serumpun. Rombongan kesenian ghazal Johor Malaysia sering berkunjung ke Karimun, terutama sejak dimekarkan menjadi kabupaten.

``Mereka menginginkan ghazal berkembang di Karimun sebagai cara menjalin silaturrahmi,`` katanya.

Kunjungan muhibah kesenian ghazal telah melahirkan sebuah hubungan kekerabatan, di mana banyak warga Malaysia yang mengikat hubungan perkawinan dengan warga setempat.

``Sungguh naif jika hubungan kekerabatan itu terpisah karena pertikaian perbatasan,`` tuturnya.

Ketua Kelompok Ghazal ``Sri Melati`` itu berharap perundingan antara pejabat kedua negara di Kinabalu melahirkan kesepakatan yang dapat melanggengkan semangat keserumpunan.

``Kami berharap benang kusut masalah perbatasan terselesaikan melalui jalur diplomatik,`` katanya.
(ANT/a038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010