Jakarta (ANTARA News) - Presiden Prancis Nicholas Sarkozy menjadi korban serangan bernama "Google bomb" di internet. Ribuan blogger diyakini telah mengaitkan "trou du cul" -   kalimat kasar bahasa Prancis  - ke halaman Facebook Sarkozy. Aksi itu mengakibatkan hal Facebook Sarkozy akan muncul pertama dalam pencarian Google untuk kalimat tersebut.

Aksi tersebut terlacak pada Selasa pagi namun saat siang profil Facebook itu telah menghilang dari hasil pencarian untuk kata - kata umpatan itu.

Juru bicara Google mengatakan Google bomb secara otomatis telah disingkirkan oleh sebuah metode algoritma khusus.

Tapi, algoritma itu tak terus menerus bekerja,  berarti Google bomb masih dapat muncul kembali dalam jangka waktu yang pendek.

Ini merupakan kali kedua Presiden Prancis itu menjadi korban serangan Google bomb. Juni lalu, dirinya diincar dengan cara yang sama oleh seorang aktivis online atas sikap kerasnya pada kasus penyebaran berkas ilegal.

Google bomb merupakan upaya kolektif untuk membuat sebuah website berada di urutan pertama  Google jika  kata kunci tertentu digunakan.

Hal ini biasanya melibatkan orang dalam jumlah banyak yang mengaitkan kata kunci tersebut ke situs tertentu untuk mengelabui Google sehingga mengaitkan keduanya.

Google bomb pertama kali ditemukan pada tahun 1999 ketika kalimat kunci  "more evil than satan himself (lebih jahat ketimbang setan)" akan memunculkan halaman web Microsoft.

Politisi partai buruh Hazel Blears juga pernah menjadi korban dari serangan Google bomb di tahun 2008, ketika pencarian untuk namanya di Google  mengarah ke poster film tahun 1950-an bergambar politisi  dalam balutan pakaian yang minim.

Di tahun 2005 kata kata "liar (pembohong)" diletakkan dalam halaman atas situs Tony Blair pada hasil pencarian di Google dan di tahun 2003 kata "miserable failure" (kegagalan menyedihkan)" menempatkan buku biografi resmi mantan presiden AS George Bush di tempat teratas.

Presiden Prancis belakangan ini kehilangan popularitasnya. Kemarin,dua juta orang di Prancis mengancam mogok karena kebijakan reformasi aturan pensiun Sarkozy, yang akan meninjau usia pensiun di prancis mulai 60 hingga 62 tahun.

Selain itu ada pula kemarahan terhadap Sarakozy atas tindakan kerasnya di Roma dan dorongannya untuk membongkar pemukiman ilegal dan mengusir etnik gipsie kembali ke asalnya Bulgaria dan Romania.
(yud/A038/BRT)

Pewarta: Yudha Pratama Jaya
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010