Padang (ANTARA News) - Setiap kali Lebaran, salah satu yang  dinantikan anak-anak di Kota Padang Sumatera Barat, adalah  `manambang' , tradisi yang dilakukan usai salat Idul Fitri.

Manambang adalah kegiatan anak-anak secara berombongan mengunjungi rumah-rumah warga untuk bersilaturrahim dengan harapan mendapat tunjangan hari raya dari tuan rumah.

Rombongan mereka bervariasi, ada lima sampai delapan orang, bahkan ada yang jumlahnya belasan karena anak-anak itu, usai salat Idul Firti sudah bersepakat untuk pergi bersama-sama.

Anak-anak itu, berangkat bukan didampingi orangtua mereka, hanya rombongan yang sebaya. Sampai depan pintu rumah warga yang menjadi sasarannya, tetap tak luput mengucapkan salam, Assalamu`alaikum.

Pemilik rumah, tak luput untuk menyahuti salam yang disampaikan rombongan anak-anak yang berkunjung itu. Ketika sudah disuruh masuk tuan rumah, rombongan anak-anak juga dihidangkan minuman dan kue lebaran.

Selain bersilaturrahmi, anak-anak usia sekolah taman kanak-kanak dan SD itu, juga memperkenalkan diri bagi yang belum dikenal tuan rumah.

Anak-anak itu terlebih dulu disuguhi  hidangan minuman ringan dan kue-kue lebaran, seperti kue bawang, kacang telor dan tujin serta jenis lainnya. Tapi, ada juga yang mengabaikan hidangan  karena menunggu uang dari tuan rumah.

Saat rombongan anak-anak itu pamitan kepada pemilik rumah, disana pula tuan rumah membuka kantongnya dan membagikan uang. Ada yang recehan dan uang kertas pecahan 1.000 dan 2.000 rupiah yang masih baru-baru.

Bahkan, ada juga rombongan anak-anak yang manambang itu, tak masuk ke rumah yang dikunjunginya dan cukup salaman mohon maaf lahin dan bathin di depan pintu dengan tuan rumah sembari meneri uang manambang.

Hasil uang manambang bagi anak-anak di Kota Padang, ada yang mereka dapat ratusan karena sasaran rumah yang dikunjungi, bukan saja di sekitar komplek tempat tinggal mereka.

Aulia Zhafrani, putri kelas II SD di Kota Padang, menuturkan sudah melakukan tradisi menambang usai shalat Ied bersama rombongan rekan sebayanya.

"Kami usai shalat mengantarkan perlengkapan ke rumah, baru pergi manambang," katanya tersenyum kecil.

Perempuan berambut keriting yang tinggal di perumahan kawasan Balai Baru Padang itu, bersama temannya akan mengunjungi rumah yang ada dikomplek tempat tinggalnya.

"Ado juo warga yang tutup rumahnya karena pulang kampung (ada juga warga yang tutup rumahnya karena lebaran di kampung)," tuturnya.

Warga yang dikunjungi rombongan anak-anak yang berharap pitih rayo itu, merasa bahagia karena uang recerah sudah dipersiapkan menjelang lebaran.

Ny. Hayati (32), warga Perumahan Tarok Indah Padang, menuturkan sejak usai shalat Ied, rumahnya sudah dikunjungi rombongan anak-anak di komplek dan diluar komplek tempat tinggalnya.

"Umumnya anak-anak yang datang, mereka masuk dulu dalam rumah dan menikmati kue yang suguhi," katanya.

Menurut perempuan berkerudung itu, tradisi manambang yang hanya sekali setahun, merupakan suatu kebahagian bagi anak-anak dan pemilik rumah, sembari sambil bersilaturrahim.

Selain itu, tradisi manambang rutin tiap tahun itu, tambahnya, satu kesempatan pula untuk berbagi dengan sesama umat muslim atas rezeki yang dipeloreh.

Ibu tiga anak itu, mengaku sudah mempersiapkan uang kertas baru-baru pecahan Rp1000 dan Rp2000 yang ditukarkan ke Bank Indonesia (BI) selama ramadhan.

Jasa tukar uang kertas pecahan Rp1000 dan Rp2000, bahkan sampai Rp10.000 bukan saja di BI, tapi ada yang dimanfaatkan masyarakat dipinggir-pinggir jalan kota itu.
(ANT/A038)

Oleh Siri Antoni
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010