Yerusalem (ANTARA News/Reuters) - Sebuah komisi Israel yang menyelidiki penyerbuan kapal bantuan tujuan Gaza yang menewaskan sembilan aktivis Turki menyatakan, Senin, mereka telah mengundang kapten kapal itu untuk memberikan kesaksian.

Mahmut Tural, yang memimpin kapal Mavi Marmara yang diserbu Israel pada 31 Mei, akan menjadi orang pertama Turki yang memberikan kesaksian di depan komisi tersebut.

Seorang juru bicara komisi itu mengatakan, Tural diundang untuk bersaksi dalam surat tertanggal 12 September yang dikirim ke Kedutaan Besar Turki. Kementerian Luar Negeri Turki menyatakan belum menerima surat tersebut.

IHH, yayasan amal Turki yang membeli kapal Mavi Marmara dalam upaya mematahkan blokade Israel terhadap Jalur Gaza, mengatakan, Tural adalah seorang pelaut profesional dan bukan salah satu anggota mereka.

Israel menyebut IHH sebagai sebuah organisasi teroris karena memiliki hubungan dengan Hamas, kelompok pejuang garis keras Palestina yang menguasai Jalur Gaza dan terlibat dalam perang dengan negara Yahudi itu pada akhir 2008.

Pasukan komando Israel menyerbu kapal-kapal dalam armada bantuan yang menuju Jalur Gaza pada 31 Mei. Sembilan aktivis Turki pro-Palestina tewas dalam serangan di kapal Turki, Mavi Marmara, yang memimpin armada kapal bantuan itu menuju Gaza.

Israel berkilah bahwa penumpang-penumpang kapal itu menyerang pasukan, namun penyelenggara armada kapal itu menyatakan bahwa pasukan Israel mulai melepaskan tembakan begitu mereka mendarat.

Hubungan Israel-Turki terperosok ke tingkat terendah sejak kedua negara itu mencapai kemitraan strategis pada 1990-an akibat insiden tersebut.

Turki memanggil duta besarnya dari Tel Aviv dan membatalkan tiga rencana latihan militer setelah penyerbuan itu. Turki juga dua kali menolak permohonan pesawat militer Israel menggunakan wilayah udaranya.

Setelah serangan itu, Mesir, yang mencapai perdamaian dengan Israel pada 1979, membuka perbatasan Rafah-nya untuk mengizinkan konvoi bantuan memasuki wilayah Gaza -- kalangan luas melihatnya sebagai upaya untuk menangkal kecaman-kecaman atas peranan Mesir dalam blokade itu.

Kairo, yang berkoordinasi dengan Israel, hanya mengizinkan penyeberangan terbatas di perbatasannya sejak Hamas menguasai Gaza pada 2007.

Di bawah tekanan-tekanan yang meningkat, Israel kemudian meluncurkan penyelidikan bersama dua pengamat internasional atas serangan itu. Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon mendorong penyelidikan terpisah PBB dengan keikutsertaan Israel dan Turki.

Israel juga mengendurkan blokade terhadap Gaza dengan mengizinkan sebagian besar barang sipil masuk ke wilayah pesisir tersebut.

Jalur Gaza, kawasan pesisir yang padat penduduk, diblokade oleh Israel dan Mesir setelah Hamas berkuasa hampir tiga tahun lalu.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas.

Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris. (M014/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010