Jakarta (ANTARA) -
Para pelaku kreatif musik diajak untuk banyak mengangkat tema kebangsaan dan nasionalisme sebagai upaya untuk merawat kebinekaan Indonesia di tengah kesulitan akibat pandemi COVID-19. 
 
“Kita harus mulai mengangkat kembali keunikan dan kekayaan bunyi etnik di nusantara, menyatukannya dengan lirik yang memuat semangat kebangsaan dan nasionalisme yang tinggi,” kata Baruna Priyotomo, penyanyi dan vokalis Elpamas yang kini mengembangkan wadah dan project baru yakni Barakarama Project dalam keterangannya, Jumat.
 
Sebagai pendiri, penulis lagu, sekaligus lead vocal Barakarama Project, Baruna mengajak para seniman musik di tanah air untuk menggelorakan cinta kebangsaan dan mengangkat seni etnik negeri sendiri.
Baruna yang pernah merilis album solo “THY Name in My Title” pada 2014 ini punya alasan mengapa harus etnik dan mengapa harus bermuatan lirik nasionalisme di antaranya karena ingin generasi muda turut merasakan perjuangan para pendahulu bangsa ini.
 
“Dalam darah saya, ada darah pejuang. Eyang saya dulu pejuang kemerdekaan di Yogyakarta, di zaman Jenderal Ahmad Yani,” ungkap Baruna.
 
Ia juga pernah tampil di rock opera show bersama seniman Jockie Suryoprayogo, bersinergi dengan Teater Koma Riantiarno, dan diajak Addie MS menjadi tamu dalam pementasan Twilite Orchestra.
 
Pria kelahiran Jakarta, 16 Juli 1967 itu merancang project khusus sebagai wadah untuk melakukan eksplorasi seni, tak sekadar hanya musik, tapi juga termuat unsur tari, teater, dan yang pasti ingin mengangkat seni tradisi Indonesia.
 
Baruna yang pernah studi tentang Sound Audio Engineering di Jerman pada akhir 1990 ini, dalam Barakarama Project, menulis lagu dan lirik, sementara aransemennya digarap bersama dalam pola workshop oleh belasan musisi, misalnya untuk single yang baru dirilis 'Nyanyian Bangsa'
 
“Lagu ini saya tulis bersama Adi Prasetio, lalu kami buat workshop aransemen dengan melibatkan Ucok (biola) dan kawan-kawan musisi dari Yogya,” ungkap Baruna.
 
'Nyanyian Bangsa' sudah masuk ke platform digital Spotify, Joox, Deezer, iTunes, Langit Musik, dan videonya bisa disaksikan di YouTube.
 
"Nyanyian Bangsa merupakan tema lagu yang menunjukkan komitmen kebangsaan personil Barakarama Project. Pada beberapa karya lainnya, sangat dimungkinkan mereka naik panggung dengan busana etnik, misalnya,” kata Dina, pencinta seni yang mensupport penuh karya Barakarama Project.
 
Formasi Barakarama Project saat ini adalah Baruna (vokal), Riffy Putri - Yuyun - Bunga (vokal), Toto Tewel dan Youslam (gitar), Ardy (bas), Estu Pradana (keyboards), Ihsan (biola), Hendrikus (perkusi), dan Rere (drums).
 
Rere yang duduk di posisi drummer menyebut, titik berat Barakarama Project adalah mereka beralih dari industri musik yang mainstream menjadi penuh unsur etnik.
 
“Kami ingin merawat pluralisme, keanekaragaman budaya, bahasa, suku dan agama Indonesia. Dan sebagai seniman, kita bersuara lewat musik. Unsur etnik di sini menjadi penting, agar kita tidak asing dengan budaya kita yang sangat kaya,” katanya.
 
Rere berharap ke depan Barakarama Project bisa menggelar diskusi tentang membangun toleransi.
 
“Kami sudah merancang berdialog dengan PBNU, misalnya, dengan Buya Said, untuk membahas soal kebudayaan dan merawat kebinekaan,” katanya.
 
Sementara itu, Riffi Putri, salah satu vokalis yang selama ini menjadi penyanyi cover vertion di sejumlah kafe dengan melantunkan lagu-lagu rock Barat mengatakan, saat bergabung dengan Project ini, ia menemukah hal baru yang menakjubkan.
 
“Ternyata menyanyikan lagu dari negeri sendiri, dengan musik etnik yang sangat indah itu seperti ‘magic’. Sungguh pengalaman yang luar biasa indah,” katanya.

Baca juga: Disparbud Ambon tingkatkan kapasitas pelaku industri musik

Baca juga: ASIRI: Pembajakan masih jadi tantangan di industri musik

Baca juga: Aturan pengelolaan royalti hadiah untuk industri musik

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021