Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta pada Rabu sore masih stabil karena sebagian besar pelaku pasar masih berada di luar, meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEJ) naik tajam.

Rupiah biasanya terpicu oleh menguatnya IHSG BEI yang terpicu oleh data ekonomi China dan AS yang menguat, kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk., Kostaman Thayib, di Jakarta, Rabu.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar naik lima poin menjadi Rp8.965-Rp8.975 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.970-Rp8.980.

Kostaman Thayib mengatakan, rupiah masih bergerak naik namun kenaikannya relatif kecil, karena pelaku belum semuanya turun ke pasar.

Pelaku lokal masih menunggu reaksi pelaku asing yang masih berdiam diri setelah bursa Wall Street cenderung menentu, katanya.

Kenaikan rupiah yang tipis itu, menurut dia adalah karena pelaku pasar membeli rupiah dalam jumlah yang terbatas atau kecil terpicu oleh melemahnya dolar terhadap mata uang utama Asia lainnya.

Dolar AS melemah, karena Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) akan melakukan intervensi melanjutkan kebijakan pembelian aset era krisis, ucapnya.

"Kami memperkirakan peluang rupiah untuk naik masih ada, karena di pasar internal masih positif," katanya.

Menurut Kostaman Thayib, keberhasilan Indonesia menaikkan peringkat investasi dari 54 menjadi 44 dan positif pertumbuhan ekonomi China masih merupakan faktor penggerak rupiah.

Namun sulitnya rupiah menguat lebih jauh, karena pelaku pasar masih belum aktif, ujarnya.

Rupiah, menurut dia pada Kamis (16/9) berpeluang untuk naik karena faktor positif itu masih akan mendorong pelaku asing maupun lokal membeli rupiah.

Aksi beli rupiah diperkirakan akan muncul pada Kamis yang mendorong mata uang Indonesia naik, ucapnya.
(T.H-CS/B013/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010