Jakarta (ANTARA News) - Dekan Harvard Kennedy School, John F Kennedy School of Government, Amerika Serikat, David T Ellwood menilai perekonomian negara yang kuat adalah syarat utama kesuksesan program pengentasan kemiskinan.

"Saat membantu Pemerintahan Bill Clinton untuk reformasi kesejahteraan, mengurangi kemiskinan. Saya ditanya apa yang penting, ekonomi yang kuat atau kebijakan baru. Kalau saya harus pilih, (saya pilih) ekonomi yang kuat," kata David T Ellwood dalam kuliah kepresidenan tentang peningkatan kesejahteraan rakyat dan pengentasan orang miskin di Istana Negara, Jakarta, Rabu.

Menurut dia, dengan perekonomian yang kuat maka akan dimiliki suatu program yang kuat yang dapat menjadi modal utama guna menciptakan lapangan pekerjaan.

Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang kuat harus dalam bentuk tersebar, bukan pertumbuhan ekonomi yang menguntungkan segelintir orang saja.

"Pertumbuhan ekonomi harus sehat dan tersebar, yang menguntungkan seluruh kelompok," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Ellwood juga menilai Indonesia memiliki masa depan yang sangat cerah. Kesimpulannya itu merujuk pada kemampuan Indonesia bangkit dari krisis ekonomi 1997.

"Masa depan Indonesia sangat cerah...Ekonomi berkembang luar biasa, demokrasi berkembang baik...(Dan) Indonesia dapat lebih dari itu," katanya.

Ellwood menyampaikan materi kuliah bertema "Creating Job, Reducing Poverty and Improving the Welfare of the People: Acting in Time on Hard Problems" selama lebih kurang satu jam dan dilanjutkan dengan tanya jawab.

Selain Presiden Yudhoyono, kuliah itu juga dihadiri oleh Wakil Presiden Boediono, seluruh Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, beberapa pejabat negara lainnya, para pimpinan BUMN, rektor sejumlah universitas, dan pimpinan media massa.

Kemudian, para akademisi, praktisi dan pengamat eknomi yang tergabung dalam Komite Ekonomi Nasional dan Komite Inovasi Nasional juga berada di tempat acara.

Sebelum mengikuti perkuliahan, Presiden menerima Prof David T Ellwood di Kantor Kepresidenan.

Selain itu, Presiden juga menerima Direktur ASH Center for Democratic Governance and Innovation Prof Anthony Saich, serta Fritz E Simandjuntak dan Peter Sondakh dari Yayasan Rajawali.(*)

(T.G003*F008/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010