Kupang (ANTARA News) - Pemerintah Swiss membantu pemerintah Indonesia dalam pengembangan pariwisata di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk menjadi destinasi wisata baru yang memberi manfaat bagi masyarakat sekitar.

Kerja sama antara kedua pemerintah ditandatangani di Kupang, Kamis, antara Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Heinz Walker-Nederkoom dengan Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Firmansyah Rahim, disaksikan Gubernur NTT Frans Leburaya.

Bantuan Swiss berupa dana sekitar lima juta dolar AS atau sekitar Rp45 miliar, yang akan digunakan untuk pengembangan tata kelola destinasi wisata Pulau Flores yang terpadu selama empat tahun, dari 2009 hingga 2013.

Menurut Dubes Swiss, Pulau Flores memiliki objek wisata yang menarik, seperti Pulau Komodo, Danau Kelimutu, pantai yang indah, namun daya tarik tersebut belum cukup untuk mendatangkan wisatawan ke objek wisata itu.

"Objek-objek wisata di dunia sangat bersaing, oleh karena itu perlu pengelolaan yang baik, perlu kerja sama antara berbagai pengelola pariwisata dan antara pemerintah, untuk memasarkan suatu obyek wisata, untuk mendatangkan wisatawan," katanya.

Swiss yang telah berpengalaman dalam pengelolaan dan pengembangan destinasi pariwisata selama ratusan tahun, kata Dubes, ingin berbagi pengalaman dalam pengembangan pariwisata di Indonesia, agar sektor pariwisata dapat berkontribusi lebih besar bagi perekonomian Indonesia.

Menurut Dubes, bantuan pengembangan pariwisata di Flores merupakan bagian dari komitmen pemerintah Swiss yang menetapkan Indonesia sebagai salah satu dari tujuh negara prioritas kerjasama ekonomi, perdagangan, investasi dan pembangunan, selain antara lain Vietnam.

Sementara itu, menurut Firmansyah Rahim, ada sejumlah obyek wisata di Pulau Flores yang dikelola secara terpisah-pisah oleh berbagai kalangan, baik wisata pantai, gunung, atau megalitik, sehingga manfaatnya bagi masyarakat dan pemangku kepentingan tidak maksimal.

"Program kerjasama ini akan dimanfaatkan untuk membangun tata kelola keseluruhan destinasi wisata Pulau Flores secara terpadu, sehingga memiliki daya saing yang semakin tinggi," katanya.

Selain itu, masyarakat sekitar akan dilibatkan secara luas, sehingga masyarakat akan memperoleh manfaat dai obyek wisata yang ada. Untuk itu, dalam proyek akan ada program khusus mengenai pemberdayaan masyarakat.

Di dalam kerangka pengembangan destinasi wisata tersebut, faktor manusia atau masyarakat perlu ditingkatkan kapasitasnya, kata Gubernur Frans Leburaya.

"Saya berharap melalui kerjasama ini, masyarakat Pulau Flores dan Nusa Tenggara Timur meningkat kepedulian dan keterlibatannya dalam pengelolaan kawasan pariwisata, sehingga pada akhirnya akan memperoleh manfaat yang maksimal," katanya.

Sebagai pelaksana proyek ditunjuk Swisscontact, sebuah yayasan swasta yang bergerak dalam berbagai proyek kerjsama teknis, yang sudah aktif di Indonesia selama 40 tahun. Swisscontact akan diawasi oleh Dewan Penasehaat yang terdiri dari unsur-unsur Kemenbudpar, Pemerintah Swiss (SECO), Pemprov NTT, Pemerintah Kabupaten dan Swasta.

Target proyek yakni peningkatan kunjungan wisatawan asing dari 25.000 tahun 2008 menjadi 45.000 pada 2013. Selain itu diharapkan jumlah usaha pariwisata bisa meningkat 30 persen.(*)
(T.B012/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010