Magelang (ANTARA News) - Pemeritah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, meminta masyarakat mewaspadai kemungkinan serangan chikungunya terkait dengan perubahan suhu ekstrem akhir-akhir ini di daerah tersebut.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Pengendalian Lingkungan Dinas Kesehatan Pemkab Magelang, Bambang Sugiyarto, di Magelang, Jumat, mengatakan, hingga awal September 2010 tercatat 10 dari 29 puskesmas di daerah itu yang telah melaporkan dugaan serangan chikungunya.

Sepuluh puskesmas itu adalah Borobudur, Salaman I, Mertoyudan, Grabag I, Grabag II, Tegalrejo, Ngluwar, Muntilan II, Tempuran, dan Secang I.

Pada kesempatan itu ia tidak menyebut secara rinci jumlah warga terduga chikungunya.

"Kemungkinan banyak warga terduga chikungunya yang tidak melapor," katanya.

Ia menyebutkan, belum lama ini sembilan warga Desa Ngrancah, Kecamatan Grabag, dilaporkan terduga chikungunya.

Petugas kesehatan, katanya, telah melakukan penyelidikan epidemologi dan pemeriksaan jentik nyamuk di daerah itu.

"Hasilnya negatif, sedangkan warga yang terduga chikungunya itu kondisinya telah membaik," katanya.

Ia mengatakan, chikungunya disebabkan oleh gigitan nyamuk Aides Agyphty Allbocpitus dengan gejala utama pasien mengalami nyeri persendian.

Ia menyatakan pentingnya masyarakat menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta gerakan pemberantasan sarang nyamuk untuk mencegah serangan penyakit itu.

Perubahan suhu yang ekstrem dari panas ke dingin dan sebaliknya, katanya, juga mengakibatkan kondisi fisik biasanya lemah sehingga mudah terserang penyakit.

"Mereka yang terserang penyakit biasanya karena asupan gizi yang kurang dan lingkungan yang kurang bersih. Musim kemarau basah seperti sekarang ini mengakibatkan genangan air dimana-mana, itu menjadi tempat berkembang biak nyamuk," katanya. (ANT/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010