Cikampek (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Pol. Bambang Hendarso Danuri mengklarifikasi peristiwa penembakan warga di Manokwari, Papua, berawal dari niat anggota Brigade Mobil (Brimob) yang ingin membantu warga, namun akhirnya malah diserang hingga terluka.

Kapolri di sela-sela mendampingi kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memantau arus balik di Posko Lebaran Cikopo, Cikampek, Jawa Barat, mengatakan bahwa anggota Brimob dipukuli sampai luka-luka oleh massa berjumlah banyak sehingga akhirnya terpaksa melepaskan tembakan ke arah kaki warga.

Kapolri meminta, agar peristiwa tersebut tidak hanya dilihat penembakannya saja, namun harus dipandang secara menyeluruh dengan melihat faktor penyebabnya.

Ia mengatakan, anggota Brimob sebenarnya ingin membantu warga ketika terjadi kecelakaan lalu lintas dan pelakunya meminta pertolongan Brimob. Namun warga yang sudah terlanjur marah menuntut penggantian uang yang ditolak oleh Brimob.

Akhirnya, warga pun memukuli anggota Brimob itu sampai luka-luka, dan terpaksa melepaskan tembakan ke arah kaki.

"Jadi, prosesnya Brimob ingin membantu masyarakat. Jadi ,sudah clear, ya," ujarnya.

Saat ini tujuh anggota Brimob yang diduga terlibat dalam penembakan sudah diperiksa secara intensif oleh Provost Kepolisian Resor (Polres) Manokwari. Kesimpulan sementara anggota Brimob sudah berlalu sesuai prosedur tetap karena telah mengeluarkan tembakan peringatan sebelum menembak ke arah kaki untuk melumpuhkan.

Kejadian bermula dari kecelakaan lalu lintas di Jalan Esau Sesa, Manokwari, ketika seorang pengendara motor menabrak pejalan kaki. Pelaku kemudian kabur menuju markas Brimob tidak jauh dari lokasi kecelakaan.

Beberapa anggota Brimob kemudian mendatangi lokasi kecelakaan untuk memenangkan warga yang sudah berkumpul dan marah, namun akhirnya malah diserang oleh warga yang sudah menenteng panah, paran, dan balok kayu.

Dua anggota Brimob mendapatkan pukulan kayu di kepala dan terkena panah di paha. Anggota Brimob yang lain kemudian melakukan penyisiran untuk menemukan pelaku pemukulan namun terus mendapatkan perlawanan warga.

Seorang warga, Naftali Kuan, akhirnya terkena tembakan di kaki dan meninggal di RSUD Manokwari. Sedangkan satu warga lain, Septi Kuan, ditemukan jatuh di jurang tak jauh dari lokasi. Sedangkan satu warga lagi terkena tembakan, Antomina Kuan, saat ini masih dalam kondisi kritis.
(T.D013/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010