Kabul (ANTARA News/AFP) - Dua tentara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tewas pada Jumat saat melawan pejuang di Afghanistan selatan, kata tentara, membuat jumlah tentara asing tewas mendekati angka tahun tahun lalu.

Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan NATO menyatakan, tentara itu tewas dalam pertempuran terpisah dengan pejuang. Kebangsaan mereka tidak diungkapkan.

Kematian itu menjadikan 509 jumlah tentara asing di Afghanistan tewas sepanjang tahun ini, sementara untuk seluruh 2009 tercatat 521 korban, kata hitungan kantor berita Prancis AFP berdasarkan atas hitungan laman icasualties.org.

Mereka menyusul kematian tiga tentara pada Kamis akibat dua serangan terpisah dan pemboman bergaya Taliban.

Pejuang melancarkan perang terhadap pasukan asing dan pemerintah Kabul dukungan Barat sejak pemerintah mereka digulingkan dalam serbuan pimpinan Amerika Serikat hampir sembilan tahun lalu.

Penarikan NATO dari Afghanistan akan bertahap dan tidak terburu-buru pada Agustus mendatang, kata panglima pasukan asing di sana, Jenderal Amerika Serikat David Petraeus, pada tengah September.

Saat ditanya tentang tanggal keluar itu, Petraeus mengatakan kepada radio NPR bahwa gagasan tanggal di sana tidak baru, dengan menyebutkan kejadian masa lalu di Irak.

Tapi, gagasan Agustus 2011 sebagai waktu penarikan bukan "harga mati", tambahnya.

Bagi yang punya kesan lain, Petraeus menekankan, "Kita harus terus menjelaskan."

Tentang gerakan Taliban di Afghanistan utara, Petraeus mengatakan, "Ini upaya, yang telah berlangsung beberapa tahun."

Namun, ketika ditanya apakah NATO telah memutuskan tentang itu, Petraus mengatakan bahwa pada masa lalu, mereka tidak memiliki sarana untuk melaksanakan semacam "penumpasan pemberontakan terpadu".

"Sekarang, kami dapat secara luas mengatakan bahwa kita memiliki sarana bagus," katanya.

"Ini bukan pertempuran biasa. Kemajuannya lambat. Anda mengambil langkah maju, tapi juga mengambil langkah mundur," kata Petraeus kepada NPR.

Kepala NATO Anders Fogh Rasmussen dalam wawancara dengan surat kabar Spanyol terbitan pekan kedua September menyatakan bertekad mempertahankan pasukan sekutu di Afghanistan selama dibutuhkan dalam menyelesaikan tugasnya.

"Kekalahan bukan pilihan, kami akan menang. Taliban tidak akan pernah menang dan tidak pula kembali berkuasa. Kami tidak akan mengizinkan Al Qaida berlindung di Afghanistan," kata surat kabar "ABC" mengutip keterangan Rasmussen dalam terjemahan bahasa Spanyol-nya.

Ia menyatakan ISAF membuat kemajuan dan bahwa Alqaida tidak lagi memiliki perlindungan di Afghanistan, kata suratkabar itu.

Ia mencatat bahwa Alqaida dan sekutu Taliban-nya di bawah tekanan, khususnya di kubu mereka di propinsi Helmund dan Kandahar.

Rasmussen juga menekankan bahwa pasukan Barat tidak akan ditarik dari Afghanistan pada 2011, namun secara bertahap mengalihkan tanggung jawab untuk menjaga keamanan kepada pihak Afghanistan jika keadaan memungkinkan.

NATO mempertimbangkan pelatihan tentara dan polisi Afghanistan sebagai unsur penting sebelum pasukan asing itu pada ahirnya ditarik.

Amerika Serikat dan NATO menempatkan 150.000 tentara di Afghanistan untuk memerangi perlawanan sengit, yang dimulai sesaat setelah pemerintah Taliban jatuh pada 2001.

Peningkatan jumlah korban tewas menjadi berita buruk bagi Washington dan sekutunya, yang pemilihnya semakin putus asa oleh korban dalam perang di tempat jauh itu, yang tampak berkepanjangan dan tak berujung.(*)

(B002/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010