Palembang (ANTARA News) - Ucapan turut berduka cita terus berdatangan disampaikan narasumber, kolega, dan kawan seprofesi wartawan Harian Umum Sriwijaya Post, Arsep Pajario (41) yang ditemukan meninggal di rumahnya di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat siang (17/9), diduga dibunuh.

Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkot Palembang, Apriadi S Busri, di Palembang, Sabtu, melalui pesan singkat dari telepon genggamnya menyampaikan ucapan turut berduka cita.

Dia mengaku sama sekali tidak menyangka kalau orang yang diberitakan tewas di media massa adalah rekannya, wartawan koran Sriwijaya Post.

"Saya baru bisa memastikan kalau korban yang ditemukan meninggal di rumahnya itu adalah Arsep, setelah memperhatikan fotonya secara seksama," katanya.

Menurut Apriadi, semula dia sama sekali tidak menyangka kalau isi berita yang dibacanya pada salah satu media cetak lokal tentang wartawan yang selama ini sering mewawancarainya.

Sejak setahun ini korban  bertugas di pemkot setempat, sehingga sering berkomunikasi dengan pejabat di kantor itu.

"Dia juga dikenal mudah bergaul," ujar Apriadi lagi.

Kepala Unit Transfusi Darah Cabang (UTDC) Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Palembang, dr Anton Suwindro, juga mengungkapkan keterkejutannya atas berita kematian wartawan Sriwijaya Post tersebut.

"Saya baru tahu pagi ini, dan sangat terkejut dengan berita tersebut, sehingga berusaha menghubungi sejumlah teman yang kenal dengan korban untuk mengetahui informasi secara langsung," ujarnya.

Dia menyampaikan ucapan turut berduka sedalam-dalamnya atas kepergian jurnalis yang bekerja di Sriwijaya Post tersebut.

Anton berharap, penyebab kematian korban bisa segera diungkap dan mencapai titik terang bagi terbongkarnya kasus tersebut.

Ungkapan duka cita juga disampaikan melalui jejaring sosial "facebook" dari rekan-rekan, saudara dan kolega almarhum Arsep Pajario (41) yang meninggal dengan kondisi mengenaskan dan jasad membusuk.

Diduga korban telah meninggal beberapa hari sebelumnya karena diracun dan kemudian oleh barang berharga miliknya dicuri.

Wartawan Sriwajaya Post, Saptarina, rekan seangkatan korban mengatakan, akan menggelar doa Yasin selama tiga hari berturut-turut untuk mengirimkan doa bagi rekan tercinta yang telah mendahuluinya itu.

Sejumlah rekan baik wartawan maupun narasumber yang kenal dengan korban, juga berniat membuat acara khusus pengajian bersama untuk mengenang almarhum yang dikebumikan Sabtu ini di kampungnya, Kota Prabumulih, Sumsel.(*)

ANT/B014/AR09

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010