Mamuju (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat melalui Dinas Kebersihan dan Tata Ruang Kabupaten Mamuju, menormalkan drainase yang buntu seiring meningkatnya curah hujan yang terjadi di wilayah itu.

Pemantauan di Mamuju, Minggu, puluhan "Pasukan Kuning" alias personil petugas kebersihan di wilayah itu membersihkan saluran air yang buntu yang terletak di jalan Wahidin Sudirohusodo.

Jalur sepanjang jalan itu saat musim hujan tiba, ratusan pemukiman warga dan jalan nasional harus digenangi air karena saluran drainase buntu.

Buntunya drainase sepanjang jalan Wahidin Sudirohusodo itu akibat pembangunan pemukiman baru, termasuk bangunan ruko-ruko di daerah itu yang sengaja menutupi saluran drainase untuk dijadikan sebagai areal pekarangan rumah maupun pelataran ruko.

Baso (27 th) salah seorang petugas kebersihan ini mengemukakan, drainase ini mengalami kebuntuan karena beralih fungsi menjadi pekarangan rumah maupun pelataran ruko.

"Kami ditugaskan pimpinan untuk menormalkan drainase yang buntu ini yang menyebabkan terjadinya genangan air setiap hujan turun," kata dia.

Menormalkan drainase ini cukup berat, sebab sepanjang drainase ini telah ditutupi dengan semen cor untuk dijadikan areal pelataran ruko.

"Meski ditutupi semen cor, terpaksa kami bongkar untuk menormalkan saluran air hingga menuju pembuangan air. Ini sudah merupakan instruksi dari pimpinan," jelasnya.

Untuk menormalkan drainase di kawasan tersebut, dirinya bersama puluhan personil lainnya membutuhkan waktu sekitar tiga hari untuk menyelesaikan pekerjaan di wilayah jalan Wahidin itu.

"Sangat sulit dilakukan normalisasi karena sudah tertutup rapih dengan menggunakan semen cor, kalau timbunan pasir masih gampang dilakukan pembersihan," pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua DPRD Kabupaten Mamuju, Drs Sugianto, mengatakan, pemerintah di Kabupaten Mamuju pada tahun ini masih memiliki kendala karena keterbatasan anggaran untuk membangun drainase di Kota Mamuju, karena pembangunan drainase membutuhkan anggaran yang cukup besar hingga miliaran rupiah.

Apalagi, kata dia, membangun drainase juga dibutuhkan anggaran untuk membangun jalan di Kota Mamuju agar keduanya tidak tumpang tindih.

Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah di Kabupaten Mamuju akan memfokuskan pembangunan drainase di Kota Mamuju pada 2011 dengan mengandalkan dan memaksimalkan anggaran APBD Kabupaten Mamuju.

Sedangkan untuk pembangunan jalan di Kota Mamuju sementara masih dipikirkan pemerintah dengan berharap ada bantuan dari pemerintah pusat bersamaan dengan dibangunnya drainase.

"Kalau drainase dibangun pada tahun 2011, maka haruslah juga dibangun jalan di Kota Mamuju karena jalan yang ada saat ini umumnya masih rendah, sementara drainase yang akan dibangun akan sangat luas dan tinggi agar air hujan yang turun di Kota Mamuju dapat mengalir dan tidak mengakibatkan banjir," katanya.

Untuk itu, ia meminta agar pemerintah ditingkat pusat dapat memberikan bantuan untuk pembangunan jalan di Kota Mamuju agar pembangunan jalan dan jembatan dapat dilakukan secara bersamaan dan tata kota Mamuju dapat lebih bagus.

Menurut dia, drainase di Kota Mamuju yang sudah rusak hampir terdapat empat Kelurahan yang ada yakni Kelurahan Binanga, Rimuku Karema dan Kelurahan Simboro yang sudah rusak karena berumur tua dan juga sudah ditimbun warga sehingga tidak ada lagi tempat air hujan untuk mengalir lalu mengakibatkan banjir.

Ia berharap dengan pembangunan drainase di Kota Mamuju pada tahun 2011 ini banjir yang terjadi setiap turun hujan sehingga merendam pemukiman warga tidak lagi terjadi.  (ACO/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010